BERGERAK PROTES GREENPEACE DENGAN LEMPAR TELUR BUSUK

id

     Jakarta (ANTARA) - Ratusan pemuda yang tergabung dalam Barisan Rakyat Buruh Mahasiswa Ganyang Imperialisme Asing (Bergerak) memprotes LSM lingkungan, Greenpeace, dengan melemparkan telur busuk dan bangkai tikus.

     Dalam aksinya di Kantor Greenpeace Jalan KH Abdullah Syafei, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis, para pengunjuk rasa menyatakan telur busuk dan bangkai tikus itu simbol bahwa Greenpeace sarang kepentingan asing yang menggerogoti perekonomian Indonesia dan mereka terus menebar kebusukan lewat kampanye negatifnya.

     Massa meminta LSM yang berkantor pusat di Belanda itu segera hengkang dari Indonesia. Selain itu, mereka juga menuntut Greenpeace meminta maaf kepada rakyat dan bangsa Indonesia yang dimuat di 10 media nasional dan 10 media luar negeri (internasional).

     Jika tuntutan diabaikan, mereka mengancam akan datang dengan jumlah yang lebih banyak dan melakukan sweeping terhadap aktivis Greenpeace di seluruh Indonesia.

     Menurut koordinator aksi, Hanafi Aksara, Greenpeace adalah antek asing yang telah menghilangkan kesempatan berusaha masyarakat lokal di sekitar lokasi industri, sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi.

     "Vampir-vampir ekonomi berkedok LSM ini tugasnya hanya melakukan kampanye negatif dengan menggunakan data lingkungan yang tidak pernah valid," ujar Hanafi.

     Sementara itu, Ketua Badko HMI Jabotabek Banten, Rudy Gani, yang ikut bergabung dalam massa juga mengultimatum Greenpeace segera angkat kaki dari Indonesia.

     Ia menegaskan, Greenpeace adalah LSM yang tugasnya hanya menjelek-jelekkan produk kehutanan dan perkebunan nasional. Karenanya, boikot produk kehutanan Indonesia di luar negeri yang lahir lewat kampanye hitam Greenpeace sudah cukup menjadi bukti bagi pemerintah untuk bertindak tegas.

     "Pemerintah jangan tutup mata, Greenpeace nyata-nyata adalah komprador asing yang bersembunyi di balik topeng LSM lingkungan. Kemenkumham dan Kemenlu harus mengusir Greenpeace dan LSM antek-antek asing lainnya dari Indonesia," ujar Rudy yang juga Koordinator Tim Aliansi Mahasiswa Tolak LSM Asing.

     Rudy juga mendesak pemerintah serius mendorong pengesahan RUU Ormas. Keseriusan pemerintah sangat diperlukan untuk merespons aspirasi DPR yang menginginkan aturan tegas terhadap LSM asing seperti Greenpeace yang beroperasi di Indonesia.

     RUU Ormas yang memuat definisi ormas asing secara gamblang dipastikan akan mampu menjaga kedaulatan Indonesia dari serangan komprador asing. "Salah satu LSM asing produk UU yayasan di Indonesia adalah Greenpeace. UU Yayasan ini sangat liberal dan sangat berbahaya. Mengulur-ulur pengesahan RUU Ormas sama saja mengkhianati bangsa dan negara. DPR sudah proaktif, saatnya pemerintah bekerjasama," tukas Rudy.

     Dalam aksinya, massa juga membentangkan sejumlah spanduk dan poster, diantaranya bertuliskan, "Greenpeace Mata-mata Asing", "Greenpeace Matikan Ekonomi Bangsa" dan "Dukung RUU Ormas yang Perketat LSM Asing".

     Sebelumnya, massa Bergerak juga menggelar aksi demo di depan Kedubes AS. Mereka mengutuk seruan boikot The Walt Disney Company terhadap produk kehutanan Indonesia.

     "Sebagai negera berdaulat, pemerintah Indonesia juga harus bersikap tegas dan menyerukan boikot terhadap produk Disney," ujar Hanafi Aksara.

(*)