MUNGKINKAH LANGKAWI DIPAKETKAN DENGAN LOMBOK? Oleh Anwar Maga

id

MUNGKINKAH LANGKAWI DIPAKETKAN DENGAN LOMBOK? Oleh Anwar Maga

     Semenjak AirAsia membuka rute baru penerbangan langsung Kuala Lumpur (Malaysia) ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (Indonesia), 12 Oktober 2012, pemerintah dan pelaku usaha pariwisata di Pulau Lombok, berpikir keras agar bisa mendatangkan wisatawan mancanegara sebanyak-banyaknya dari Malaysia. {jpg*1}
     Wisatawan mancanegara yang dibidik dari Malaysia, tentu bukan warga Malaysia saja, melainkan warga negara Asia lainnya dan Eropa yang bepergian ke Malaysia lalu meneruskan kunjungannya ke Lombok.
     Hal itu sangat mungkin terwujud karena AirAsia terbagi dalam enam manajemen, yakni AirAsia yang berbasis Malaysia, Jepang, Thailand, Philipina, Indonesia, dan manajemen AirAsia X (mengelola pesawat berbadan lebar).
     Air Asia X merupakan anak perusahaan AirAsia, yang di luncurkan 2007 ketika induk perusahaannya menjalin kerjasama dengan Fly Asian Express.
     Dari jalinan kerja sama itu, AirAsia X menerima armada Airbus A330-200, A330-300, A340-200,A340-300 dan melayani penerbangan dari Kuala Lumpur ke New Delhi, Mumbai, Chengdu, Perth, Gold Coast, Melbourne, Taipei, London, Paris, Teheran, Hangzhou(Shanghai), Seoul, Tokyo, Beijing dan Christchurch.
     Khusus rute Kuala Lumpur-Lombok, pelayanannya ditangani langsung manajemen AirAsia Kuala Lumpur, dengan kantor pelayanan utama di Bandara LCCT (Low Cost Carrier Terminal). Sementara ini, aktivitas di Bandara LCCT Kuala Lumpur itu, mencapai 30 ribu orang dalam sehari.
     Secara keseluruhan terdapat 17 rute penerbangan AirAsia dari Malaysia, dan sebanyak 15 rute diantaranya bertolak dari Kuala Lumpur ke sejumlah bandara di Indonesia, dan masing-masing satu rute dari Penang dan Kota Kinabalu.
     Itu berarti penumpang pesawat dari berbagai negara yang disinggahi AirAsia itu, berpeluang ke Lombok karena telah ada rute Kuala Lumpur-Lombok.
     Sementara ini memang rute Kuala Lumpur-Lombok terlayani tiga kali seminggu yakni setiap Rabu, Jumat dan Minggu, namun manajemen AirAsia Malaysia berjanji akan menambah frekuensinya menjadi empat kali pada 2013. 
     Sebagai langkah awal, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi NTB beserta Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, memang baru membidik potensi wisatawan mancanegara terkait rute penerbangan AirAsia itu.
     Namun, upaya nyata lainnya juga dilakukan agar semakin banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Lombok, lalu bepergian ke Pulau Sumbawa dan daerah lainnya di wilayah NTB. {jpg*2}
     Salah satu upaya nyata yang ditempuh yakni melibatkan wartawan dari berbagai media massa untuk membantu mempromosikan potensi pariwisata di Pulau Lombok, Sumbawa, serta pulau-pulau kecil (gili) yang eksotik dan kaya panorama alam yang diyakini dapat menarik minat wisatawan.
     Sebanyak 26 orang wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Pemprov NTB, melakukan lawatan ke Malaysia, pada 31 Oktober hingga 4 November 2012.
     Lawatan ke Malaysia itu mengusung tiga agenda utama yakni melihat dari dekat kondisi kehidupan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal NTB yang bekerja di sektor perkebunan di Malaysia, mengamati secara langsung pelayanan di kantor utama AirAsia Malaysia, dan promosi pariwisata Lombok dan Sumbawa di Malaysia. {jpg*3}
     Ikut dalam rombongan wartawan, sejumlah pejabat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertras) Provinsi NTB, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) NTB, dan Asosiasi  Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) NTB.
     Ketua Apjati NTB H Muazzim Akbar bertindak sebagai pimpinan rombongan, dan Kepala Bidang Pelayanan dan Penempatan TKI Disnakertrans NTB H Zaenal sebagai pejabat yang mewakili Pemprov NTB.
     Dalam lawatannya ke Negeri Jiran itu, Forum Wartawan Pemprov NTB memanfaatkan berbagai kesempatan baik dalam pertemuan formal maupun dialog dengan pihak terkait di Malaysia untuk memperkenalkan potensi pariwisata Pulau Lombok dan Sumbawa.
     Bahkan, pejabat dinas teknis terkait dan Apjati NTB juga ikut menggaungkan keindahan alam Pulau Lombok dan Sumbawa yang layak dikunjungi wisatawan mencanegara, saat "dinner" rombongan NTB dengan petinggi Sime Darby Plantatios Sdn Bhd, di Hotel J W Marriott, Kuala Lumpur.
     Atase Ketenagakerjaan Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Malaysia Agus Triyanto, yang bidang tugasnya terkiat tenaga kerja, juga ikut mempromosikan potensi pariwisata Lombok.
     "Lombok memang indah dan layak dikunjungi wisatawan mancanegara. Malaysia pun ada Pulau Langkawi yang miliki panorama indah. Tampaknya perlu ada upaya menjadikan Langkawi dan Lombok dalam satu paket wisata, atau mengembangkannya menjadi semacam 'sister city" sektor pariwisata," ujar Agus.

Pulau Langkawi   
     Langkawi merupakan salah satu distrik dalam negara bagian Kedah Darul Aman, Malaysia. Pulau Langkawi diberi status bebas cukai pada tahun 1987.
     Kini, pulau yang kaya dengan keindahan alami dan legenda masa silam ini telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang paling popular di Malaysia.
     Langkawi sebenarnya merupakan suatu gugusan pulau di mana Pulau Langkawi merupakan yang terbesar, yang letaknya di sebelah barat negara bagian Kedah dan Perlis serta di sebelah utara negara bagian Pulau Pinang, Semenanjung Malaysia. {jpg*5}
     Selain Langkawi, pulau lainnya dalam gugusan antara lain Pulau Dayang Bunting, Pulau Singa Besar, Pulau Tuba, Pulau Langgun, dan Pulau Timun. 
     Pulau Langkawi yang berada di perairan Selat Melaka, juga berdekatan dengan mulut Selat Malaka, Laut Andaman di sebelah barat laut dan Samudera Hindia di sebelah Barat. Di seberang pulau Langkawi ada pulau Sumatra di Indonesia dan di utaranya terletak negara Thailand.
     Langkawi diibaratkan mutiara yang baru dijumpai oleh pemerintah Malaysia. Terdapat 104 pulau dalam gugusan pulau Langkawi, suatu pembentukan dari hanyutan benua yang membentuk Asia Tenggara. Titik tertinggi di Langkawi ialah puncak Gunung Raya setinggi 890 m di atas permukaan laut.
     Untuk menjangkau Langkawi dapat menggunakan kapal penyeberangan (ferry) dan pesawat terbang.
     Jika hendak menempuh jalur ferry, dari Kuala Lumpur dapat menumpangi kendaraan bermoto melalui Lebuh Raya Utara-Selatan hingga mencapai pintu keluar Distrik Gurun, Kedah dan menuju ke Kuala Perlis. Dari dermaga Kuala Perlis dengan tarif ferry 5 ringgit menuju Pulau Langkawi.
     Jalur terkenal yang biasa digunakan pelancong yakni melalui dermaga Kuala Kedah. Tarifnya sebesar 18 ringgit. Khusus untuk penduduk Langkawi tarifnya sebesar 15 ringgit Malaysia.
     Selain ferry dari Kuala Perlis, juga disediakan ferry dari Kuala Kedah dan Pulau Pinang. Bahkan, tersedia kapal pesiar Star Cruise Pulau Pinang yang menyediakan paket lengkap ke Langkawi.
     Selain itu, layanan feri juga disediakan untuk berhubungan dengan negara Thailand melalui Langkawi dan Satun.
     Sedangkan jalur pesawat terbang, lebih mudah karena Langkawi telah memiliki bandara internasional yaitu Bandar Udara Internasional Langkawi, yang melayani penerbangan ke Kuala Lumpur menggunakan AirAsia, ke Bangkok, Thailand, menggunakan Thai AirAsia (rute ini sejak Januari 2007).
     Selain itu, penerbangan ke Langkawai dapat ditempuh dari Pulau Pinang, Kuala Lumpur, Johor Bahru, Singapura, menggunakan Singapore Airlines, SilkAir dan Jetstar Airways.
 
Pulau Lombok
     Pulau Lombok, NTB, dengan luas wilayah 4.700 kilometer persegi yang kini dihuni 3.015.245 jiwa, termasuk kategori pulau kecil berdasarkan Konvensi Internasional di Barbados tahun 2001. {jpg*4}
     Konvensi Barbados mengkategorikan pulau yang luasnya kurang dari 10.000 kilometer persegi sebagai pulau kecil.
     Kendati demikian, Pulau Lombok memiliki pesona kepariwisataan, sehingga berbagai upaya telah ditempuh pemerintah dan pelaku usaha pariwisata di wilayah NTB untuk menjadikan Lombok destinasi pariwisata dunia.
     Upaya tersebut, antara lain memperbanyak paket wisata yang bersifat pelayanan langsung disertai sejumlah kemudahan, termasuk sarana transportasi dari dan ke lokasi wisata, juga memodifikasi paket-paket wisata itu agar membetahkan wisatawan.
     Paket wisata dapat berupa pelayanan jasa wisata yang menawarkan keindahan panorama dan budaya Pulau Lombok, baik paket perorangan maupun kelompok dalam bentuk City Tours, Kuta Lombok Tours, Rinjani Trecking, Air Terjun Sendang Gile dan paket wisata lainnya.
     Jenis wisata yang dikemas dalam paket khusus lainya yakni wisata alam, kuliner, belanja, bahari, sejarah, dan budaya. Juga, pasar-pasar wisata spesifik seperti wisata golf dan bulan madu.
     Selain itu, festival kebudayaan, upacara adat, pentas seni dan drama tradisional, pameran kuliner, sandang, dan hasil kerajinan hingga event-event olahraga, juga dikemas secara proporsional agar menarik minat wisatawan.
     "Kami juga berupaya memodifikasi paket wisata untuk agar dapat memperpanjang waktu kunjungan namun tidak memberatkan wisatawan. Bahkan, ada pelayanan informasi pariwisata berbasis teknologi internet," kata Kepala Disbudpar NTB H Lalu Gita Aryadi.
     Pihaknya juga berupaya agar even pariwisata daerah terlaksana sesuai jadwal yang sudah ditetapkan dalam kalender wisata NTB agar memudahkan para wisatawan mengatur jadwal kunjungannya.
     Misalnya, Festival Seni Tradisional Mbojo di Bima yang diselenggerakan bulan Januari, Bau Nyale di Pulau Lombok bulan Pebruari, Parade Ogoh-ogoh (boneka seram) menjelang Nyepi di bulan Maret dan Malean Sampi di Lombok, bulan April.
     Pemerintah Provinsi NTB juga terus mengembangkan obyek wisata perkampungan tradisional guna meningkatkan daya tarik wisatawan baik mancanegara maupun nusantara.
     Obyek wisata yang dimaksud antara lain perkampungan tradisional di Dusun Sade, Desa Rembitan dan Dusun Matek Maling, Desa Ganti, Kabupaten Lombok Tengah, yang masih mempertahankan rumah atap alang-alang dan diantaranya terdapat lumbung padi yang menampilkan daya tarik tertentu.
     Di perkampungan tradisional itu juga masih terlihat warga membersikan kapas dari bijinya untuk bahan tenunan dan berbagai aktivitas yang mencirikan kehidupan alamiah.
     Masyarakat di perkampungan tradisional itu bersedia menampung wisatawan yang berkunjung namun semuanya serba tradisional, termasuk penerangan dari 'dila jojor' (sebutan lampu minyak tanah di kalangan warga Lombok).
     Sementara program penataan dan pengembangan obyek wisata andalan terus berkelanjutan sesuai dukungan dana pemerintah daerah dan partisipasi berbagai pihak terkait.
     Objek wisata pulau kecil (Gili) Terawangan di Kabupaten Lombok Barat, yang dikunjungi sekitar 40 ribu orang wisatawan orang setiap tahun dan dua gili lainnya, yakni Gili Meno dan Gili Air yang dikunjungi sekitar 20 ribu wisatawan setiap tahun, juga terus ditata dan dikembangkan.
     Gili Trawangan dengan luas wilayah sekitar 338 hektare baru dikembangkan menjadi objek wisata pada era 1980-an yang mengandalkan wisata bahari dengan pantai dan taman bawah laut.
     Bahkan di Gili Terawangan terdapat karang biru yang merupakan satu-satunya di Indonesia, bahkan di dunia terdapat ada dua tempat karang biru, yakni di Karabia dan Gili Trawangan.
     Gili-gili eksotik itu dapat dijangkau hanya 15-30 menit menggunakan perahu motor dari ujung utara Pulau LOmbok.

Paket Langkawi-Lombok
     Sekilas, Pulau Lombok dan Pulau Langkawi memiliki kemiripan yakni keduanya merupakan gugusan pulau, yang berpotensi dikembangkan menjadi objek wisata dunia.
     Langkawi dengan gugusan Pulau Dayang Bunting, Pulau Singa Besar, Pulau Tuba, Pulau Langgun, dan Pulau Timun. Sedangkan Lombok dengan gugusan Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air, serta puluhan pulau-pulau kecil lainnya.
     Dalam pengembangan pariwisata, Malaysia punya Langkawi yang indah dan Indonesia punya Lombok yang menawan.
     Selain pemerintah dan pelaku pariwisata dari Malaysia dan Indonesia yang terus berupaya memperkenalkan kedua potensi pariwisata itu, para wartawan dari kedua negara pun berpartisipasi aktif.
     Pejabat KBRI Malaysia malah mendorong wartawan Indonesia dan Malaysia terus menggaungkan potensi Langkawi dan Lombok, agar kelak dapat dikembangkan menjadi "sister city' pariwisata dunia.
     "Setelah wartawan NTB ke Malaysia dan perkenalkan potensi pariwisata di Lombok, agaknya wartawan Malaysia pun perlu ke Lombok untuk melihat secara langsung potensi wisata, kemudian beri tahu dunia, potensi itu," ujar Agus Prayitno dari KBRI Malaysia.
     Hanya saja, perlu ada koordinasi lebih lanjut di kalangan para pihak jika ingin "menyambungkan" potensi pariwisata Langkawi (Malaysia) dengan Lombok (Indonesia), terutama dari aspek transportasi.
     Sementara ini, penduduk Indonesia di Lombok yang hendak bepergian ke Pulau Langkawi masih harus melalui Kuala Lumpur International Airport (KLIA), karena belum ada penerbangan langsung dari Bandara Internasional Lombok (BIL) ke Bandara Internasional Langkawi.
     Sebagai langkah awal, pihak yang paling mungkin menjembatani Lombok dan Langkawi yakni AirAsia Malaysia, karena sudah ada rute penerbangan AirAsia dari Kuala Lumpur ke Langkawi, tinggal mengatur jadwal penerbangan Lombok-Kuala Lumpur yang dapat langsung ke Langkawi dalam sehari.
     Alangkah baiknya, jika manajemen AirAsia Malaysia juga menawarkan paket wisata "AirAsiaGo" yang bukan hanya sampai di Kuala Lumpur, tetapi juga menjangkau Pulau Langkawi.
     Paket wisata "AirAsiaGo" itu berisi akomodasi mulai dari Rp899.000 untuk menginap tiga hari dua malam, termasuk penerbangan pulang pergi ke Lombok, serta transportasi dari/ke bandara LCCT di Kuala Lumpur mulai dari Rp145.000, asalkan pemesanannya jauh hari sebelumnya.
     "Itu akan kami dorong, dan koordinasi dengan AirAsia dan maskapai penerbangannya lainnya, akan dilakukan secara berkelanjutan. Ide pengembangan pariwisata 'sister city' Langkawi-Lombok yang diungkapkan pejabat Kedubes RI di Malaysia itu, patut ditindaklanjuti," ujar Gita Aryadi ketika hal itu dikonfirmasikan. (*)