Beirut (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyid Hasan Nasrallah, mengucapkan selamat kepada perlawanan rakyat Palestina dan semua orang terhormat di dunia atas kemenangan menghadapi Israel, yang tidak akan menang dalam perang lainnya.
Saat berbicara pada malam kesembilan Asyura, Sayyid Nasrallah menekankan, Israel adalah salah satu yang mengobarkan perang terhadap Gaza, dan bukan sebaliknya, menunjukkan bahwa perlawanan syuhada, yang mengorbankan jiwanya, dan gerakan itu mampu melawan secara efisien dan tidak lagi tergantung pada individu.
Dia lebih lanjut mengatakan, "Ini sudah cukup untuk melihat wajah tripartit Netanyahu, Obama, dan Lieberman guna menyaksikan kekalahan mereka, mereka mirip dengan wajah-wajah Livni, Peres, dan Olmert setelah perang Juli."
"Netanyahu tidak menempatkan tujuan tinggi untuk perang ini. Dia lebih suka menempatkan tujuan rendah sehingga ia bisa mencapai tujuan mereka dan mengumumkan kemenangannya, tetapi dia bahkan gagal untuk mencapainya," katanya.
Ia menambahkan, "Tujuan pertama adalah untuk menghancurkan kepemimpinan perlawanan Palestina. Namun, dia gagal dalam hal itu."
Tujuan kedua, menurut dia, adalah untuk menghancurkan sistem rudal perlawanaan Palestina. Tapi, mereka juga gagal dalam hal itu.
Tujuan ketiga, dikemukakannya, adalah untuk memperkuat kekuatan penangkal Israel. Namun, ia menilai, perang ini agaknya melemahkan kekuatan itu.
Sayyid Nasrallah meyakinkan bahwa "perang ini meyakinkan angkatan udara Israel tidak mampu mengakhiri pertempuran dengan Gaza," dan menunjukkan "jelas bahwa ketika Israel memanggil tentara cadangan, itu untuk memaksakan perang psikologis, karena mereka takut terlibat dalam perang darat."
Dia menyatakan, "Kemenangan pertama perlawanan adalah bahwa mereka mampu mencegah musuh dari mencapai tujuannya."
Kemenangan yang lebih besar adalah bahwa hal itu tidak membiarkan musuh memaksakan kondisinya, dan kemenangan terbesar adalah bahwa pihak perlawanan mengenakan kondisinya sendiri."
Selain itu, Nasrallah mengatakan, "Salah satu prestasi perlawanan adalah bahwa musuh sekarang takut terhadap Gaza, dan perang di Gaza tidak lagi satu lawatan. "
Ia menimpali, "Jika Anda gagal memenangkan perang melawan Gaza yang telah dikepung, maka apa yang akan terjadi jika Anda melibatkan diri dalam perang dengan orang lain?".
Sayyid Nasrallah menegaskan, "Kekuatan perlawanan adalah memberlakukan keseimbangan kekuasaan, dan ini adalah strategi yang harus diadopsi."
(*)