MENANTI "BERKAH" DARI BUKIT DODO oleh Masnun Masud

id

     Deru mesin "rig" dan kepulan asap mewarnai aktivitas eksplorasi di punggung bukit bagian barat Pulau Sumbawa. Harta karun di perut bumi "Tana Samawa" berupa mineral tembaga dan emas itu diperkirakan mencapai jutaan ton.

       Kabupaten Sumbawa terletak dalam sabuk gunung api atau "ring of fire". Dalam Peta Tatanan Geologi dan Gunung Berapi Indonesia, Kabupaten Sumbawa merupakan tempat pertemuan dua lempeng aktif dunia yakni Lempeng Indo-Australia di bagian selatan dan Lempeng Eurasia di bagian utara.

       Kondisi geologis tersebut menyebabkan Kabupaten Sumbawa kaya akan deposit sumberdaya mineral sekaligus rawan terhadap bencana alam. Dalam Perut bumi di gugusan perbukitan "Tana Samawa" itu diperkirakan mengandung potensi sumberdaya mineral tembaga dan emas emas cukup besar.

       Di punggung bukit yang terletak di wilayah Kecamatan Ropang, Kabupaten Sumbawa yang lebih dikenal dengan nama Blok Elang itu kini PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) sedang melakukan kegiatan ekplorasi. Akankah harta karun itu bisa diwujudkan menjadi "berkah".

       Perjalanan masih panjang, setidaknya butuh waktu 4-5 tahun mulai 2012 untuk bisa memastikan kandungan mineral di perut bumi "Tana Samawa". Masih banyak tahapan yang harus dilalui untuk sampai pada tahap eksplorasi.

       Senior Manager Business Opportunity PTNNT Denis Hendri mengatakan, ciri-ciri kegiatan eksplorasi berbeda dengan menambang, dilakukan secara bertahap, penciutan daerah prospek, pekerjaan bergantung hasil yang didapat atau tidak ada rencana pasti dan dampak lingkungan kecil.

       "Kegiatan eksplorasi tidak ubahnya seperti bermai dadu, tidak ada kepastian. Pekerjaan bergantung dari hasil yang didapat, karena itu hingga saat ini kita tidak bisa memastikan berapa potensi mineral yang ada di Blok Elang," ujarnya.

       Manajemen PTNNT akan mengevaluasi proyek Blok Elang setiap tahun. Meski rencananya eksplorasi akan berlangsung hingga 2016, namun manajemen PTNNT menganggap kegiatan eksplorasi berlangsung dinamis.

       Menurut Denis hasil yang didapat sekarang ini akan berpengaruh terhadap kelangsungan eksplorasi ke depan. Yang bisa dilakukan adalah memaksimalkan rencana kerja tahun ini agar berhasil sesuai target perusahaan.

      "Tahun ini kita lebih fokus pada pengeboran dengan tujuan untuk memberikan tingkat keyakinan yang lebih tinggi tentang kandungan yang ada di Blok Elang Dodo. Kalau dulu spasi atau jaraknya pengeborannya masih lebar, sekarang akan dipersempit," katanya pada Lokakarya Media dan Pelatihan Jurnalistik di Sumbawa Besar belum lama ini.  

       Pada kegiatan pengeboran itu diambil contoh-contoh batuan untuk kemudian diuji laboratorium yang meliputi uji karakteristik metalurgi dan kekerasan batuan yang kalau diolah akan diketahui berapa tingkat "recovery-nya".

       "Setelah itu akan dievaluasi untuk program tahun depan. Setiap tahun diajukan anggaran dan program lalu dievaluasi kembali. Program eksplorasi ini merupakan bagian dari proyek yang harus dievaluasi setiap tahun," kata Denis.

       Meskipun investasi di sektor pertambangan sangat menarik, namun tantangan dan hambatan juga banyak. Sebut saja tumpang tindih peraturan antara Kementerian Kehutanan dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, tumpang tindihnya peraturan dan kepentingan antara pemerintah pusat dan daerah. serta terlalu banyak peraturan lainnya.

       Sejak dilaksanakan kembali kegiatan eksplorasi di Blok Elang, Kabupaten Sumbawa, PTNNT nyaris tak pernah sepi dari aksi demo yang digelar kelompok masyarakat dengan berbagai tuntutan. Namun itu tak menjadi hambatan bagi perusahaan tambang yang berkantor pusat di Denver Colorado, Amerika Serikat ini.

       Kendati dalam tahap eksplorasi dihadapkan pada ketidakpastian, PTNNT tetap berkomitmen untuk memberikan perhartian terhadap tanggung jawan sosial yang menyangkut lima pilar pendidikan, kesehatan, usaha ekonomi kecil dan mikro, pertanian dan kelautan serta sosial, budaya dan agama.



                                   Tetap berkomitmen

       General Manager Sosial Responsibility and Government Relations PTNNT, Rachmat Makkasau mengatakan, sejaka tahapan eksplorasi PTNNT tetap berkomitmen pada tanggung jawab sosial kepada masyarakat yang berada di kawasan pertambangan dalam rangka menciptakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera.

       "Dalam melakukan usaha PTNNT tidak dapat meninggalkan masyarakat. Meski dalam tahap eksplorasi pertambangan, perusahaan dihadapkan pada ketidakpastian yang cukup tinggi, namun tetap memberikan perhatian dan tanggung jawab sosialnya. Kami berpikir jangka panjang untuk daerah Sumbawa. Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk masyarakat di daerah ini," ujafnya.

       Bagi PTNNT tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) itu tidak bisa ditawar-tawar lagi sebagaimana yang tertuang dalam misi perusahaan, yakni membangun perusahaan tambang yang berkelanjutan dan mampu memberikan laba tertinggi kepada pemegang sahamdan menjadi yang terdepan di bidang keselamatan kerja dan perlindungan lingkungan serta tanggung jawab sosial.

       Kewajiban itu dipertegas kembali oleh General Manager Eksplorasi PTNNT, H Kasan Mulyono, bahwa dalam prosedur PTNNT, sejak masuk tahap eksplorasi pada 2011 perusahaan sudah memulai melaksanakan tanggung jawab sosial yang diawali dengan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat di kawasan tambang.

       Kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman ( MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Sumbawa, dan perjanjian kemitraan dengan 36 kepala desa di 6 wilayah kecamatan, sekaligus mengawali program tanggung jawab sosialnya.

       Program tanggung jawab sosial PTNNT di Kabupaten Sumbawa sudah melalui studi dan perencanaan sosial. Untuk 2011 dilakukan sosialisasi, "participatory rural appraisal" dan pemetaan pemangku amanah. Tahun 2012 disusun Renstra Comunity Development (Comdev) dan studi potensi air bersih dan irigasi. Pada 2013 dilakukan pemetaan dampak sosial, studi kesehatan masyarakat dan monitoring-evaluasi.

       Menurut Kasan, hingga kini PTNNT telah melaksanakan pembangunan proyek infrastruktur strategis di Kabupaten Sumbawa, yakni infrastruktur, antara lain pembangunan Puskesmas Lenangguar, Air Bersih Ledang, Jalan Lito-Lebin-Ropang, Polsek Ropang, Masjid Ropang, Gedung Serbaguna, Loka Latihan Kerja Sumbawa, dan Jembatan Padesa dan pembangunan masjid Lawin dan Balai Desa Ropang.

       "Program tanggung jawab sosial PTNNT tidak hanya berhubungan dengan proyek infrastuktur saja, tetapi juga melakukan program pengembangan kapasitas masyarakat di bidang pendidikan, pelatihan pemuda dan kelompok swadaya masyarakat," katanya.  

       Untuk pengembangan kapasitas masyarakat bidang pendidikan, PTNNT memfokuskan pada kejar paket A dan kejar paket B. Untuk pelatihan pemuda diarahkan pada keahlian teknis listrik dan otomotif. Sedangkan pengembangan ekonomi warga yang diprogramkan melalui kelompok swadaya masyarakat, PTNNT juga melakukan pelatihan, pendampingan dan permodalan.

       "Dalam upaya peningkatan ekonomi masyarakat, PTNNT mengembangkan pertanian dan hortikultura, pengembangan usaha pertanian, pengembangan usaha pupuk kompos, gula aren, budidaya madu. Dan tahun 2012 ini ada 13 kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang dilatih dan dibina, dan rencananya 2013 dianggarkan bagi pembinaan 30 KSM," kata Kasan.

       Program tanggung jawab sosial PTNNT di Kabupaten Sumbawa mendapat respon positif dari Pemerintah Provinsi NTB. Peningkatan peran usaha kecil dan menengah di Kabupaten Sumbawa yang dilaksanakan perusahaan tambang itu sejalan dengan program yang dilakukan Pemerintah Provinsi.NTB.

       Pemprov NTB melalui Dinas Pertamangan dan Energi (Distamben) NTB selalu berusaha mendorong usaha pertambangan yang berada di daerah ini untuk turut serta mendukung tumbuhnya usaha-usaha lokal yang berkelanjutan.       "Pemprov NTB meminta kepada usaha pertambangan untuk meningkatkan peran usaha kecil dan menengah lokal sebagai mitra usaha penunjang atau usaha jasa penunjang non inti pertambangan," kata Kepala Bidang Pertambangan Umum Distamben NTB Ir Yuliadi Ismono.

       Sementara itu Pengamat Ekonomi dari Universitas Mataram Prayitno Basuki mengatakan, program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilaksanakan PTNNT sudah mendorong tumbuhnya sektor usaha di sekitar wilayah pertambangan.

       "Harapannya sektor usaha kecil dan menengah yang didorong tersebut dapat terus berkembang dan mandiri. Semakin banyak usaha masyarakat yang berkembang semakin baik untuk pertumbuhan ekonomi regional," katanya.



                                       Sebatas "charity" 

       Dosen Senior Fakultas Ekonimi Unram mengingatkan perlunya reorientasi program dan kegiatan dalam setiap upaya pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaan program tersebut sebaiknya menghindari pola memberikan donasi dan sebatas "charity" semata.

       Menurut dia, pemberdayaan masyarakat perlu terintegrasi dengan program Pemerintah Kabupaten Sumbawa dengan dana yang bersumber dari APBD. Tetap diperlukan deregulasi yang memungkinkan usaha skala UMKM mendapat akses terhadap belanja sub sektor pertambangan.  

       Bupati Sumbawa Jamalauddin Malik juga mendorong PTNNT) untuk memberikan perhatian lebih besar kepada masyarakat yang berada di sekitar lokasi tambang. Dalam pelaksanaannya hendaknya dikoorinasikan agar tidak terjadi tumpang tindih.

       "PTNNT harus bekerja sama dengan kita dalam melaksanakan program CSR. Jangan asal menyalurkan bantuan agar dana APBD sebelum disalurkan hendaknya dikoordinasikan dengan kami agar kami bisa mengarahkan dana untuk wilayah yang belum mendapat bantuan dari PTNNT," katanya.

       Menurut Jamaluddin, ini dimaksudkan untuk pemerataan pembangunan pembangunan yang berkelanjutan sehingga tidak ada kesenjangan pembangunan yang dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat.

       Dalam program pemberdayaan masyarakat Pemerintah Kabupaten Sumbawa sudah membuat kesepakatan dengan PTNNT 

       Jamaluddin bisa memahami kalau perhatian yang lebih besar diberikan kepada masyarakat di sekitar lokasi tambang dan jangan lupa wilayah yang lokasinya relatif jauh dari lokasi tambang juga mendapat perhatian walaupun porsinya tidak harus sama.

       "Bukan hanya dana pemberdayaan dirasakan oleh masyarakat yang berada di sekitar lokasi tambang akan tetapi juga masyarakat sumbawa secara keseluruhan, karena di kabupaten sumbawa tidak ada istilah lingkar tambang, ," kata Jamaluddin.

       Bupati Sumbawa mengingatkan istilah lingkar tambang itu tidak perlu ada agar tidak menimbulkan kesenjangan sosial masyarakat yang dapat menimbulkan gejolak yang mengarah kepada konflik sosial. Dengan cara ini pengusaha akan merasa aman dan nyaman dalam berinvestasi di Kkabupaten Sumbawa.

       Kehadiran perusahaan tambang tembaga dan emas PTNNT di Blok Elang setidaknya telah memberikan "berkah" kepada masyarakatkendati perusahaan ini baru mulai melanjutkan kegiatan eksplorasi yang sempat tertunda selama bertahun-tahun.

       Kepastian apakah eksplorsi ini bisa dilanjutkan ke tahapan eksploitasi baru bisa dipastikan paling cepat pada 2016.  

       Setidaknya PTNNT bisa melaksanakan kegiatan eksplorasi dengan tenang, aman dan lancar karena telah mendapatkan "linsensi sosial" dari masyarakat.

       Dari pengakuan sejumlah tokoh masyarakat yang ada di lokasi tambang pada prinsipnya menerima kehadiran perusahaan tambang tembaga dan emas yang berkantor pusat di Denver Colorado Amerika Serikat ini. (*)