Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tetap memberikan atensi kepada para pedagang kuliner di Mapak Indah yang terdampak abrasi pantai akibat cuaca ekstrem akhir tahun 2022.
"Terhadap puluhan pedagang kuliner di Mapak Indah yang terdampak abrasi, tetap menjadi atensi Kepala Daerah. Keberadaan mereka tetap kita data untuk rencana penanganan ke depan," kata Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Uun Pujianto di Mataram, Jumat.
Pernyataan itu disampaikan menyikapi usulan dari Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas dan Kelompok Sadar Wisata Mapak Indah Mahendra Irawan yang menyebutkan akibat abrasi pantai 20 lapak pedagang kuliner hanyut terbawa gelombang dan diprediksi kerugian satu pedagang mencapai Rp75 juta, namun belum mendapat atensi dari pemerintah setempat.
Menurutnya, saat ini kawasan tersebut sedang dilakukan pemasangan beronjong untuk menghindari terjadinya abrasi susulan dan dampak yang lebih luas.
Selain itu, karena berada di kawasan pariwisata, Dinas Pariwisata bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sedang menyiapkan desain ulang terhadap keberadaan pelaku UMKM yang berada di sempadan pantai.
Sementara, Disdag saat ini sedang merampungkan penyusunan zonasi pedagang kaki lima (PKL) dan kawasan sempadan pantai salah satunya masuk zona merah atau lokasi yang dilarang untuk berjualan apalagi membuat lapak permanen.
"Masyarakat memang tidak bisa kita salahkan. Tapi ke depan kita harapkan masyarakat tidak bangun lapak permanen di sempadan pantai, apalagi kawasan itu termasuk kawasan rawan gelombang pasang," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya berharap agar para pedagang bisa bersabar dan menunggu kondisi cuaca lebih baik sehingga proses pemasangan beronjong bisa segera rampung dan masyarakat bisa beraktivitas kembali.
Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas dan Kelompok Sadar Wisata Mapak Indah Mahendra Irawan sebelumnya mengatakan, 20 lapak kuliner di Mapak Indah merupakan rintisan pertama dari Tanjung Bias Kabupaten Lombok Barat.
Kondisi 20 lapak kuliner di Mapak Indah saat ini sudah habis oleh abrasi pantai yang menghantam bagian bawah lapak hingga kedalaman 3-4 meter.
"Total kerugian pedagang sekitar Rp1,5 miliar, sebab satu lapak dengan berbagai desain tersendiri menghabiskan biaya sekitar Rp75 juta," katanya.
Terkait dengan itu, pihaknya juga berharap pemerintah daerah bisa memberikan solusi atau penanganan pertama bagi para pedagang di Mapak Indah.