Mataram (ANTARA) - Sejumlah pengurus dan anggota Asosiasi Pedagang dan Perajin Mutiara Lombok, Nusa Tenggara Barat membangun kemitraan bisnis dengan sejumlah pebisnis mutiara asal China.
Ketua Asosiasi Pedagang dan Perajin Mutiara Lombok, Fauzi mengatakan pertemuan tersebut membahas berbagai hal terutama menyangkut kerjasama antara pebisnis mutiara.
"Pertemuan berlangsung hangat dan lancar. Mereka para pebisnis mutiara asal China sangat mengapresiasi adanya pertemuan tersebut," ujar Fauzi dalam keterangan tertulis diterima di Mataram, Rabu.
Pihak asosiasi menyerap beragam aspirasi pedagang mutiara asal China terutama menyangkut pola kemitraan untuk kelancaran bisnis mutiara di Lombok. Menurut Fauzi, pada dasarnya baik pedagang mutiara Lombok maupun pedagang mutiara asal China menginginkan adanya iklim bisnis yang harmonis.
"Kedua pihak bersepakat untuk membangun kemitraan strategis dalam menjalankan bisnis mutiara sehingga mutiara Lombok terus mendunia," terangnya.
Beberapa hal yang menjadi kesepakatan adalah pihak asosiasi akan memberikan kemudahan dan menjamin keamanan serta kenyamanan WNA China dalam berbisnis selama tidak melanggar aturan hukum. Seluruh pedagang mutiara asal China wajib mengikuti aturan hukum yang berlaku di Indonesia dengan mengantongi surat legalitas resmi.
Baca juga: Ibu negara Iriana panen mutiara dan tinjau UMKM di Lombok
Bersedia untuk didata sebagai mitra asosiasi pedagang dan perajin mutiara Lombok. Selanjutnya, pedagang mutiara China juga harus membangun kemitraan dengan warga lokal terutama para pedagang mutiara Lombok. Membayar iuran resmi organisasi yang penggunaannya untuk kepentingan bersama yang nominal-nya ditentukan oleh para pedagang China.
"Kami akan membuatkan mereka kartu mitra Asosiasi Pedagang dan Perajin Mutiara Lombok sehingga kedepannya akan tertata dengan baik," ungkap Edy selaku wakil ketua asosiasi.
Para pedagang mutiara asal China ini juga bersedia didata baik nama perusahaannya, alamat tempat berusaha, serta nomor handphone-nya. Edy optimistis pola kemitraan ini akan berjalan lancar dan menguntungkan kedua belah pihak.
Menurut Fauzi, keberadaan pebisnis asal China ini berdampak positif terhadap penjualan mutiara Lombok. Terlebih, dalam beberapa bulan terakhir sejak Maret 2024 jumlah pembeli mutiara asal China semakin banyak. Hal ini dinilai dapat berdampak positif terhadap perkembangan perekonomian NTB sekaligus mendongkrak kunjungan wisata NTB.
Pihaknya berencana akan membangun komunikasi dengan berbagai pihak terutama lembaga negara baik Imigrasi, pemerintah NTB maupun pemerintah kabupaten/kota di NTB. Dengan harapan tata kelola bisnis mutiara di Lombok berjalan dengan baik. Artinya, ke depannya iklim investasi semakin tumbuh positif dan berdampak terhadap berbagai sektor.
Baca juga: Annisa Pohan mengagumi keindahan mutiara dan alam Pulau Lombok
Fauzi menegaskan, mutiara Lombok merupakan yang terbaik di dunia dan banyak diminati tamu mancanegara tidak terkecuali warga China. Pedagang mutiara asal China di Pulau Lombok mengapresiasi pertemuan tersebut.
Menurutnya pertemuan itu menjadi ruang komunikasi sekaligus mempererat hubungan antara pebisnis mutiara asal China dengan pebisnis mutiara Lombok. Pedagang China ini bersedia menjalin kemitraan sekaligus membangun komunikasi dengan berbagai pihak terutama para pedagang mutiara Lombok. Pihaknya berharap agar keberadaan mereka memberikan dampak positif bagi bisnis mutiara di Lombok.
"Kami akan bersinergi dan menjalin komunikasi dengan baik. Kami berharap kerjasama kemitraan ini berjalan lancar," ungkapnya.
Hal senada dikatakan Martin, pedagang yang membawahi 10 galeri mutiara di Senggigi. Menurutnya, perlu ada komunikasi lebih intens antara sesama pebisnis mutiara. Terlebih pembeli mutiara asal China sangat antusias dan meminati mutiara Lombok.