Dinas Pertanian Gagas Pengembangan Padi Organik

id Padi organik

Kita sudah melakukan komunikasi dengan beberapa kelompok tani di kawasan Rembiga yang akan menjadi areal untuk uji coba pengembangan padi organik tahun depan
Mataram,  (Antara)- Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menggagas pengembangan padi organik di daerah itu sebagai upaya mengurangi penggunaan pupuk kimia.

Pelaksana tugas Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram Fahrurrozi di Mataram, Senin, mengatakan saat ini pihaknya sedang mempersiapkan lahan untuk dijadikan lokasi pengembangan padi organik dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari limbah sampah dan kotoran ternak.

"Kita sudah melakukan komunikasi dengan beberapa kelompok tani di kawasan Rembiga yang akan menjadi areal untuk uji coba pengembangan padi organik tahun depan," katanya.

Menurutnya, pengembangan padi organik merupakan salah satu upaya mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 25 persen, serta mengurangi kesulitan petani mencari pupuk pada saat pupuk langka.

Manfaat yang tidak kalah pentingnya adalah, mengurangi volume sampah yang akan dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Karena, sampah-sampah organik akan diolah menjadi pupuk organik untuk kebutuhan petani.

Ia mengatakan, dari hasil kajian yang dilakukan, diprediksi setiap musim tanam minimal dalam 10 hektare dibutuhkan sekitar 200 ton pupuk organik.

"Artinya, jika tiga kali musim tanam, maka kebutuhan pupuk organik sekitar 600 ton per 10 hektare. Bayangkan, berapa sampah dan kotoran limbah ternak yang bisa kita manfaatkan," ujarnya.

Apalagi jika program uji coba ini berhasil, maka areal sawah di Kota Mataram yang saat ini masih tersisa sekitar 2.100 hektare akan membutuhkan pupuk organik cukup banyak.

Di sisi lain, akan terjadi sinkronisasi program pemerintah dalam penanganan sampah termasuk kotoran ternak. Karena program di bidang pertanian dan bidang peternakan bisa berjalan saling mendukung.

Dia mengatakan, wacana program pengembangan padi organik ini akan dimulai pada 2015, karena pada tahun ini pihaknya sedang mengusulkan pengadaan mesin pencacah sampah yang nantinya dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk diolah menjadi pupuk organik.

Data Dinas Kebersihan Kota Mataram mencatat, volume sampah di Kota Mataram saat ini mencapai 1.306 meter kubik per hari, sementara yang dapat terangkut oleh petugas sekitar 60 persen dan dibuang ke TPA.

Sisanya telah diambil oleh pemulung dan ada juga yang diolah kembali oleh masyarakat melalui gerakan menuju lingkungan dengan sampah nihil (lisan), baik sampah organik maupun anorganik.