Kemenag minta pengurus masjid waspada ada barcode QRIS palsu

id Qris palsu,Qris,Kemenag

Kemenag minta pengurus masjid waspada ada barcode QRIS palsu

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Kamaruddin Amin. (ANTARA/HO-Kemenag)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin meminta pengurus masjid untuk meningkatkan kewaspadaannya, seiring ditemukannya stiker kode batang (Barcode) QRIS palsu di sejumlah masjid. "Pengurus masjid harus ekstra hati-hati agar hal serupa tidak terjadi lagi," ujar Kamaruddin Amin saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Sebelumnya, beredar tayangan kamera pengawas (CCTV) yang dibagikan di media sosial tentang seseorang yang diduga sengaja menyimpan atau menempelkan stiker Barcode QRIS palsu di sejumlah Masjid di Jakarta.

Masjid yang menjadi sasaran yakni Masjid Nurul Iman Blok M Square, Masjid Nurullah Kalibata City Pancoran, dan Masjid Istiqlal Jakarta. Dalam stiker barcode QRIS tersebut pelaku menuliskan "Restorasi Masjid" untuk mengecoh muzaki.

Kamaruddin juga mendorong agar pihak bank lebih inovatif dalam hal proteksi keamanan. Permintaan ini semata-mata agar tidak terjadi kejadian serupa di kemudian hari. "Pihak bank juga harus lebih inovatif untuk memproteksi agar hal seperti tidak terjadi. Masyarakat juga harus hati-hati, kalau hati-hati Insya Allah tidak akan kena tipu seperti itu," katanya.

Sementara itu, Kasubdit Kemasjidan Ditjen Bimas Islam Kemenag Akmal Salim Ruhana mengimbau jamaah untuk tetap berinfak dan memastikan rekening tujuan yang tertera di aplikasi pemindai barcode adalah rekening masjid, bukan nama orang.

"Umat atau jamaah masjid perlu lebih cermat saat hendak berinfak melalui QRIS. Cek nama rekening tujuan. Tentu sama dengan nama masjid, bukan nama seseorang. Pastikan hal itu," katanya. Ia mengatakan kasus yang terjadi di sejumlah masjid tersebut menjadi pelajaran bagi jamaah untuk lebih cermat, bukan dijadikan alasan untuk tidak berinfak di masjid.

Baca juga: Bank Indonesia says QRIS connecting 31 mln users, 25 mln merchants
Baca juga: CSIS : ASEAN belum perlu bentuk mata uang bersama


Akmal juga berharap kasus ini dapat mendorong para pengurus masjid untuk terus meningkatkan penguasaan teknologi digital. "Kasus ini mudah-mudahan memberi pelajaran untuk kita lebih waspada dan melek teknologi, bukan menjadi alasan enggan berinfak di masjid. Digitalisasi keuangan masjid (dengan penggunaan QRIS) yang berfungsi untuk transparansi keuangan masjid perlu terus diupayakan," kata dia.