Camat Batulayar, Kabupaten Lombok Barat Afgan Kusuma Negara di Batulayar, Sabtu, membenarkan terjadinya tanah longsor dan menyebabkan satu orang warga meninggal dunia.
"Iya, ada warga yang meninggal dunia tertimbun tanah longsor. Korban sudah dievakuasi di rumah duka," ujarnya.
Peristiwa yang menimpa korban bermula ketika sedang membersihkan halaman belakang rumahnya. Namun, tiba-tiba tebing setinggi tiga meter di belakang rumahnya longsor, setelah diguyur hujan sejak siang hingga sore hari.
"Korban sedang membersihkan rumah saat hujan telah reda. Tiba-tiba tanah longsor dan menimbun korban," katanya.
Selain menelan korban jiwa, bencana alam tanah longsor akibat curah hujan yang cukup tinggi itu juga mengakibatkan dua rumah rusak.
"Satu rumah rusak berat dan satu rumah rusak ringan," katanya.
Dari video yang beredar luas di grup WhatsApp, sejumlah warga setempat berusaha mengeluarkan korban dari tanah longsor dengan menggunakan tangan dan peralatan seadanya. Diperkirakan longsor yang terjadi akibat curah hujan tinggi yang menyelimuti wilayah itu sejak beberapa hari terakhir.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca hujan ringan hingga sedang yang disertai petir dan angin kencang di wilayah NTB selama tiga hari ke depan.
BMKG juga menyatakan masih ada potensi hujan pada masa peralihan musim kemarau 2023 di sebagian wilayah NTB.
"Masyarakat diharapkan dapat terus waspada akan adanya potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, angin kencang dan tanah longsor yang terjadi pada periode peralihan musim hujan menuju musim kemarau yang sedang berlangsung di NTB saat ini," kata Prakirawan BMKG Stasiun NTB Cakra Mahasurya.
Baca juga: Pemerintah tuntaskan pembangunan huntap bagi korban gempa
Baca juga: Korban meninggal kecelakaan kapal terbalik di Inhil jadi 12 orang
Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. "Waspada potensi cuaca ekstrem di wilayah NTB," katanya.
Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. "Waspada potensi cuaca ekstrem di wilayah NTB," katanya.