Jubir Kemenko Perekonomian klarifikasi soal ancaman protokoler ke wartawan

id Kemenko Perekonomian,Menko Airlangga,Ekonomi

Jubir Kemenko Perekonomian klarifikasi soal ancaman protokoler ke wartawan

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) didampingi Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Dirdik-Jampidsus) Kejaksaan Agung Kuntadi (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan terkait pemeriksaan saksi kasus dugaan korupsi di Gedung Bundar, Kejaksaan Agung, Jakarta, Senin (24/7/2023) ANTARA FOTO/Reno Esnir/aww. (ANTARA FOTO/RENO ESNIR)

Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Haryo Limanseto menyampaikan permohonan maaf dan klarifikasi terkait pemberitaan yang menyebut protokoler kementerian itu mengancam wartawan setelah pemeriksaan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto oleh Kejaksaan Agung, Senin (24/7).

“Kami berterima kasih atas kesediaan teman-teman wartawan menunggu sekitar 12 jam pemeriksaan dan kami juga mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi usai pemeriksaan,” kata Haryo melalui keterangan resmi di Jakarta, Selasa.

Pihak Kemenko Perekonomian sudah melakukan klarifikasi dan memastikan bahwa tidak ada protokoler Kemenko Perekonomian yang mengucapkan kata-kata tembak. Lebih lanjut, Haryo juga menyampaikan bahwa Protokoler Kemenko Perekonomian telah memiliki SOP tersendiri dalam melaksanakan pendampingan kepada pimpinan dan dalam menjalankan tugasnya, Protokol Kemenko Perekonomian tidak dibekali dengan senjata.

Adapun kejadian tersebut terjadi ketika Menko Airlangga selesai diperiksa Kejagung selama kurang lebih 12 jam pada Senin (24/7). Namun, setelah menjalani pemeriksaan, Menko Airlangga enggan menjelaskan lebih rinci terkait pemeriksaan yang dijalaninya. Hal itu membuat para wartawan terus melontarkan pertanyaan.

Baca juga: Menko Perekonomian Airlangga Hartarto siap diperiksa Kejagung
Baca juga: Menko Perekonomian yakin ekonomi tetap tumbuh 5,3 persen

Tak lama kemudian, para pengawal langsung membuat batas untuk memastikan Menko Airlangga masuk ke dalam mobil. Pada saat itulah kondisi menjadi tak kondusif hingga muncul dugaan adanya ancaman dari salah satu pengawal Menko Airlangga.