Bogor merancang aplikasi monitor kondisi penderita AIDS

id Bogor, HIV, AIDS, aplikasi

Bogor merancang aplikasi monitor kondisi penderita AIDS

Sekda Kota Bogor Syarifah Sofiah memimpin rapat pertemuan kemitraan dalam penanggulangan AIDS di Paseban Surawisesa, Balai Kota Bogor, Selasa (10/10/2023). (ANTARA/HO-Pemkot Bogor)

Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat merancang aplikasi untuk memonitor kondisi penderita AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) akibat serangan HIV (Human Immunodeficiency Virus) agar bisa membantu penderita memahami kondisinya dan meminimalisasi penularan.

Sekretaris Daerah Kota Bogor Syarifah Sofiah di Kota Bogor, Rabu, mengatakan penanggulangan AIDS perlu dilakukan secara digital agar lebih praktis dalam pemantauan kondisi penderita dan penanganan pihak medis.

"AIDS bisa diobati, meskipun tidak bisa disembuhkan, kita ingin ada aplikasi yang bisa memantau penderitanya," kata dia.

Ia menyebutkan dari periode Januari hingga Agustus 2023 terdapat 306 orang kasus positif HIV, terdiri atas 256 laki-laki dan 50 perempuan. Ke depan, kata dia, kehadiran aplikasi pemantau HIV dan AIDS akan membantu menurunkan angka penularan penyakit tersebut, karena kondisi ratusan penderita itu bisa terpantau.

"Kalau sudah diobati virusnya bisa menurun, jadi tingkat penularannya rendah. Sebaliknya kalau orang itu terkena HIV namun tidak mau berobat akibatnya bisa fatal, mulai dari kematian dan tentunya bisa menularkan ke orang lain lewat jarum suntik dan hubungan seksual," katanya.

Ketua Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Bogor Cyamiati Karolin mengatakan berdasarkan analisa situasi HIV AIDS dari Dinkes Kota Bogor jumlah penderita HIV hingga bulan ini, 306 kasus se-kota Bogor.

Berdasarkan data ini, pihaknya melakukan berbagai upaya penanggulangan HIV AIDS seoptimal mungkin, agar pasien tidak sakit, menekan virus, bisa tetap produktif namun tidak menularkan lagi sehingga tidak ada kasus baru. "Kalau dilihat dari data Januari-Agustus kasusnya selalu ada. Bisa dikatakan setiap hari ada satu kasus HIV baru di Kota Bogor," katanya.

Baca juga: Desa Adat di Bali sepakat ikut sosialisasi HIV-AIDS
Baca juga: Ambon dorong percepatan realisasi anggaran penanganan HIV/AIDS

Ia menjelaskan pembuatan aplikasi yang diinginkan Pemerintah Kota Bogor untuk memonitor agar tidak ada penularan dari pasien HIV kepada keluarga atau orang lain, melakukan tes kepada semua keluarga dan teman agar mengetahui pencegahan dan paham tentang HIV AIDS yang menular lewat hubungan badan, jarum suntik, dan perilaku menyimpang seksual.

"HIV itu bisa menular, kalau sudah sakit HIV tidak bisa sembuh dan harus minum obat seumur hidup," katanya.