Mataram (ANTARA) - Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Gita Ariadi menginstruksikan untuk menggelar operasi pasar murah secara masif guna menekan harga beras di pasaran yang tengah mengalami kenaikan.
"Kami sudah meminta untuk melaksanakan pasar murah atau operasi pasar secara masif di setiap kabupaten dan kota, agar memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk dapat membeli beras," ujarnya saat rapat koordinasi menyikapi kenaikan harga beras di Kota Mataram, NTB, Kamis.
Ia mengungkapkan penyebab kenaikan harga beras dikarenakan kondisi alam dan adanya permintaan yang meningkat saat menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Oleh karenanya, pemprov mengambil langkah untuk operasi pasar murah yang dilaksanakan di tengah masyarakat secara langsung, sehingga masyarakat bisa mendapatkan harga beras sesuai harga stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP)," terangnya.
Untuk itu, Miq Gite, sapaan akrab Gubernur NTB, juga meminta semua organisasi perangkat daerah (OPD) serta Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk menangani lonjakan harga beras yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir di seluruh wilayah.
"Diperlukan langkah konkret untuk menstabilkan harga beras," katanya.
Saat ini, harga beras di NTB mengalami kenaikan seperti beras medium di pasar dijual dengan harga antara Rp14.500 hingga Rp16.000 per kilogram, sementara beras premium antara Rp15.000 hingga Rp17.000 lebih per kilogram.
Kepala Bulog NTB David Susanto menyampaikan bahwa stok beras untuk NTB masih cukup. Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak membeli beras secara berlebihan atau menimbunnya.
"Kami akan menyelesaikan pelaksanaan bantuan pangan sampai akhir Februari ini, sehingga diharapkan masyarakat tidak akan mencari beras dulu di pasar saat ini bagi yg menerima bantuan pangan," katanya.