Lombok Timur (Antaranews NTB) - Tim Serapan Gabah Nusa Tenggara Barat berkomitmen mengawal stabilitas harga gabah agar petani tidak mendapatkan harga rendah ketika musim panen raya padi mulai Maret-April 2018.
"Kami melakukan pemantauan harga di lapangan setiap hari, kemudian informasi tersebut dikirim ke pusat," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB selaku koordinator Tim Serapan Gabah (Sergab) NTB Hj Budi Septiani, ketika melakukan panen padi bersama Tim Sergab NTB di Desa Darma Sari, Kecamatan Sikur, Rabu (7/3).
Ia mengatakan pemantauan harga gabah di kabupaten/kota dilakukan oleh petugas enumerator. Mereka memantau dan memberikan laporan terkait pergerakan harga gabah di tingkat petani setiap hari.
Informasi harga tersebut kemudian diteruskan kepada seluruh anggota Tim Sergab NTB, terdiri atas DKP NTB dan kabupaten/kota, Dinas Pertanian-Perkebunan NTB dan kabupaten/kota, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), Komando Distrik Militer (Kodim), dan Komando Rayon Militer (Korem) 162/Wira Bhakti.
Sejauh ini, lanjut Budi, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani tergantung kualitasnya, namun masih rata-rata Rp4.200 per kilogram (kg). Harga tersebut juga sanggup dibeli oleh Bulog meskipun di atas harga pembelian pemerintah (HPP) GKP sebesar Rp3.750/kg.
"Bahkan, ada yang mencapai Rp5.100/kg di salah satu daerah di Kabupaten Sumbawa. Itu tergolong harga yang cukup tinggi," ujarnya.
Tim Sergab NTB juga memastikan harga beras akan cenderung stabil jika harga GKP di tingkat petani pada musim panen raya di atas Rp4.000/kg. Artinya, jika harga beras kualitas medium di pasaran Rp9.200/kg, pedagang masih memperoleh keuntungan yang layak.
Sementara itu, Sekretaris DKP NTB Ibnu Fiqhi menyebutkan target serapan gabah yang harus dilakukan oleh Bulog Divisi Regional (Divre) NTB pada 2018, sesuai perhitungan Kementerian Pertanian sebanyak 97.752 ton setara beras dari total estimasi produksi beras NTB sebanyak 1,48 juta ton dengan total luas panen gabah mencapai 490.572 hektare.
Namun, kata dia, Bulog Divre NTB memilik target serapan gabah lebih tinggi dari perhitungan Kementerian Pertanian, yakni sebanyak 150.000 ton setara beras pada 2018.
Beban target serapan gabah tersebut diberikan kepada kantor Divre Bulog NTB sebanyak 57.000 ton, Sub Divre Sumbawa 40.500 ton, Sub Divre Bima 30.000 ton, dan Sub Divre Lombok Timur sebanyak 22.500 ton.
Bulog NTB sudah melakukan pembelian beras dengan harga komersial dengan harga Rp9.000 s.d Rp9.400/kg. Pembelian per hari mencapai 400 ton sesuai dengan arahan Kementerian Pertanian.
"BUMN itu terus melakukan pembelian karena panen padi belum merata di seluruh wilayah NTB. Harga pembelian gabah di atas Rp4.000 sampai Rp4.300/kg agar petani mendapatkan keuntungan yang layak," katanya. (*)