LIPI rekomendasikan KEK Mandalika ditanami pohon peneduh

id LIPI KEK MANDALIKA

LIPI rekomendasikan KEK Mandalika ditanami pohon peneduh

Tiga peneliti dari LIPI berdiskusi dengan pejabat PT ITDC (kanan), terkait rekomendasi penanaman pohon peneduh dan pengarah jalan di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. (Foto Antaranews NTB/ist)

Kami datang ke kawasan pantai luar biasa panasnya. Pohon perindang dan pengarah masih minim sekali. Tentu bisa mempengaruhi pengunjung datang, apalagi pada musim kemarau
Mataram (Antaranews NTB) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia telah melakukan penelitian di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat dan merekomendasikan agar destinasi wisata tersebut ditanami jenis pohon peneduh dan pengarah jalan.

Ketua Tim Peneliti LIPI untuk KEK Mandalika Dr Wawan Sujarwo di Mataram, Kamis mengatakan pihaknya telah menyampaikan rekomendasi kepada PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) selaku BUMN pengelola KEK Mandalika, agar menanam pohon peneduh dan pengarah jalan demi meningkatkan kenyamanan wisatawan.

"Kami datang ke kawasan pantai luar biasa panasnya. Pohon perindang dan pengarah masih minim sekali. Tentu bisa mempengaruhi pengunjung datang, apalagi pada musim kemarau," kata Wawan ketika mengeksposes hasil penelitiannya kepada wartawan.

Ia mengatakan penelitian tersebut merupakan mandat yang diberikan kepada LIPI oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), melalui program Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP).

Selain sebagai salah satu dari 10 destinasi yang menjadi prioritas, KEK Mandalika juga merupakan salah satu dari tiga kawasan pariwisata yang diteliti oleh LIPI, selain Borobudur di Jawa Tengah, dan Danau Toba, di Sumatera Utara.

Penelitian di KEK Mandalika, dilakukan mulai 16-29 April 2018. Kegiatan tersebut melibatkan dua anggota tim peneliti lain dari LIPI, yakni Ir Nyoman Lugrayasa, dan Dedy Wirawan, ST.Par.

Dari hasil penelitian, kata Wawan, kurang nyamannya wisatawan merupakan salah satu masalah yang ditemukan di lapangan. Hal itu disebabkan karena terik matahari yang panas. Pada satu sisi, kondisi vegetasi tumbuhan di sepanjang pantai dan jalan yang sudah dibangun sangat kurang.

"Jadi kami diberikan mandat oleh negara untuk melakukan penelitian dari sisi tumbuhan. Hasilnya dijadikan sebagai rekomendasi kepada pengelola KEK Mandalika, dalam hal ini ITDC, dan kami sudah menyampaikan rekomendasi tersebut," ujarnya.

Dalam rekomendasi tersebut, pihaknya menyarankan agar kawasan pinggir pantai ditanami ketapang (terminalia catappa). Jenis pohon ini cocok sebagai peneduh karena berdaun lebar dan cabangnya tidak mudah patah, sehingga bisa memecah angin pantai.

Untuk pohon pelapis di dalam kawasan disarankan jenis pandan pudak (pandanus tectorius).

Lebih lanjut, Wawan mengatakan untuk pohon pengarah yang ditanam di sepanjang pinggir jalan adalah jenis glodokan tiang (palyalthia longifolia). Jenis pohon itu lebih cepat tumbuh dan lebih murah. Sedangkan untuk pengisian taman lebih bagus menanam kamboja (plumeria).

Pihaknya juga merekomendasikan penanaman spesies tumbuhan yang sesuai dengan topografi wilayah, seperti pohon waru (hibiscus tiliaceus) dan asam (tamarind) untuk rekayasa iklim yang lebih sejuk.

"Dengan penanaman jenis pepohonan, diharapkan ada komunitas vegetasi tumbuhan yang bisa menciptakan iklim mikro dan penyerap C02. Di samping, warga juga bisa memanfaatkannya menjadi obat herbal dari daun ketapang dan buah asam," ucapnya.

Selain merekomendasikan penanaman jenis pohon peneduh dan pengarah jalan, Tim Peneliti LIPI juga menyarankan ITDC membuat kebun pembibitan untuk agar mudah memperoleh bibit pohon untun program penghijauan. (*)