Perkebunan Kalimantan butuh lulusan SMK pertanian NTB

id SMK Pertanian NTB,Perkebunan Kalimantan

Perkebunan Kalimantan butuh lulusan SMK pertanian NTB

Kepala SMKPP Negeri Mataram, Sugiarta. (Antaranews NTB/Awaludin)

Perusahaan di Kalimantan butuh sebanyak mungkin lulus SMK Pertanian dari NTB, terutama untuk posisi mandor perkebunan kelapa sawit
Mataram, 10/5 (Antara) - Perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan membutuhkan lulusan SMK Pertanian dari Nusa Tenggara Barat untuk dijadikan tenaga kerja.

"Perusahaan di Kalimantan butuh sebanyak mungkin lulus SMK Pertanian dari NTB, terutama untuk posisi mandor perkebunan kelapa sawit," kata Kepala SMK Pertanian Pembangunan Negeri Mataram, Sugiarta di Mataram, Kamis.

Dikatakan, perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kalimantan, memberikan informasi lowongan pekerjaan bagi lulusan SMK pertanian setiap tahun usai pelaksanaan ujian nasional.

Khusus untuk NTB, kata Sugiarta, proses seleksi para peminat dilakukan di SMKPP Negeri Mataram. Seleksi dilakukan oleh tim dari perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.

"Mereka yang ikut seleksi tidak hanya alumni SMKPP Mataram, dari sekolah lain di NTB, juga diberikan kesempatan yang sama, seperti SMKPP Negeri Bima," ujarnya.

Namun, menurut Sugiarta, para alumninya kurang berminat untuk bekerja di perkebunan kepala sawit di Kalimantan, meskipun ditawarkan gaji sebesar Rp3,5 juta per bulan dan ditanggung makan serta tempat tinggal.

Hal itu dibuktikan dengan jumlah peminat yang berhasil direkrut setiap tahun hanya belasan orang, sedangkan kebutuhan perusahaan sebanyak-banyaknya.

Lebih lanjut, ia menambahkan perusahaan perkebunan sawit di Kalimantan, membutuhkan sumber daya manusia lulusan SMK pertanian karena dinilai sudah memahami ilmu dan memiliki keahlian bidang pertanian.

Misalnya, di SMKPP Negeri Mataram, ada jurusan agribisnis perkebunan, agribisnis hortikultura dan tanaman pangan, dan agribisnis pembibitan dan kultur jaringan. Selain itu, jurusan perikanan budi daya, dan jurusan agribisnis peternakan.

"Mungkin karena tidak mau terikat kontrak 5 s.d 10 tahun di perusahaan, makanya kurang berminat ke Kalimantan, meskipun gaji yang ditawarkan sudah layak," ucapnya.

Dari ratusan siswanya yang lulus setiap tahun, kata Sugiarta, sebesar 30 persen melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi, selebihnya berwirausaha karena sudah memiliki bekal ilmu. Dan ada juga yang terserap dunia usaha.

"Kami memang mendorong siswa untuk berani berwirausaha karena peluang di bidang pertanian, peternakan dan perikanan, masih sangat besar," katanya. (*)