Mataram (Antaranews NTB) - Tim Nahdlatul Ulama (NU) Peduli Lombok terus melakukan sejumlah upaya dalam penanganan bencana gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Koordinator Tim NU Peduli Lombok, Baiq Mulyana, Senin di Mataram, mengatakan, tim NU itu telah terjun ke lokasi sehari pascagempa pada Minggu (29/7) di sejumlah titik terparah yang ada di Kecamatan Sambelia dan Sembalun di Lombok Timur, serta Kecamatan Bayan di Lombok Utara.
"Masifnya kerusakan dan kondisi gempa yang terus bersusulan membuat NU mendirikan Posko NU Peduli Lombok atas arahan PBNU pada 10 Agustus 2018," kata Baiq Mulyana saat jumpa pers di Posko NU Peduli Lombok.
Turut hadir, Wakil Ketua PWNU NTB, Jumarin Umar Maya, Rurid Rudianto (LPBI Pusat), Yulis Setianto (LPBI Pusat), Korlap NU Peduli, Yeq Agif Al Qadri, Bendahara NU Peduli, Solikhin.
Ia menjelaskan Universitas NU NTB dipilih menjadi posko bagi tim NU Peduli Lombok dalam pengorganisasian logistik hingga perencanaan bantuan kepada korban gempa.
"Bantuan yang didistribusikan kepada korban terdampak gempa berasal dari donasi warga Nahdliyin di seluruh Indonesia dan juga cabang NU di luar negeri," ucapnya menjelaskan.
Baiq Mulyana mengatakan, donasi yang diterima tim NU Peduli Lombok berupa uang, barang, hingga sumber daya manusia (SDM).
"Bantuannya ada yang berbentuk uang, dan banyak juga yang barang, mungkin kalau ditetapkan sekitar Rp3 miliar, dan masih akan terus bergerak," ucapnya.
Menurutnya, untuk penanganan korban gempa, tim NU Peduli Lombok membuat enam klaster, meliputi klaster pendidikan, kesehatan, logistik, litbang, pengungsian dan perlindungan, serta sarana dan prasarana.
Untuk klaster pengungsian dan perlindungan, NU Peduli telah mendistribusikan kebutuhan mendesak seperti terpal, selimut, hingga tikar yang sangat dibutuhkan pada masa tanggap darurat.
Sedangkan, untuk klaster logistik, NU Peduli telah mendistribusikan berbagai sembako ke 150 titik di seluruh Pulau Lombok, dan juga Sumbawa Barat. Sementara, untuk aspek kesehatan, NU Peduli telah melakukan pelayanan kesehatan kepada 2.800 korban gempa oleh 52 tim medis.
"Antarklaster ini juga saling berkaitan, semisal klaster pendidikan juga berkaitan dengan klaster sarana dan prasarana seperti pada pembangunan sekolah darurat," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan sejauh ini NU Peduli juga telah membangun lebih dari 20 mushala darurat dan delapan sekolah darurat lengkap dengan tim untuk melalukan trauma healing.
"Selain penyaluran bantuan yang rutin dilakukan, NU Peduli juga membantu penanganan pascabencana termasuk penyediaan sarana layanan kesehatan dan pendidikan," katanya. (*)