Jakarta (ANTARA) - Pengamat Transportasi Udara Gerry Soejatman menilai program "Benih Dari Langit" yang digagas oleh maskapai Pelita Air sangat baik, karena berpotensi mengurangi emisi karbon sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan.
"Ini ide bagus, dan butuh dipublikasi lebih banyak lagi, dan seharusnya lebih banyak lagi airline Indonesia melakukan ini," kata Gerry dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis malam.
Pelita Air secara resmi merilis program "Benih dari Langit" sebagai hasil kolaborasi antara Pelita Air dan Pertamina Foundation dalam misi mengurangi jejak karbon pesawat.
Program itu dicanangkan sebagai bentuk konsistensinya untuk berkomitmen terhadap keberlanjutan lingkungan hidup.
Gerry mengaku menyambut baik program "Benih dari Langit" dalam rangka mengurangi emisi karbon, khususnya yang disebabkan oleh maskapai penerbangan.
“Mudah-mudahan bisa lanjut ke opsi penumpang beli CO² offset untuk perjalanan mereka," ujar Gerry.
Menurut dia, kontribusi penerbangan dalam emisi karbon CO² global sebesar 2,5 persen dan menjadi salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh dunia penerbangan.
“Mudah-mudahan donasi 2 pohon bisa menyerap total 40 kilogram per tahun, jadi setelah mature, 10 tahun kemudian CO2 emission saya ke offset," ucapnya.
Program "Benih dari Langit" merupakan bentuk konsistensi dari Pertamina Foundation dan Pelita Air untuk keberlanjutan lingkungan hidup dengan cara mengajak masyarakat untuk turut terlibat dalam misi mengurangi emisi karbon.
Emisi karbon oleh pesawat udara adalah kontributor utama dalam perubahan iklim global melalui proses pembakaran bahan bakar aviasi.
Baca juga: DPR siapkan UU perkuat perdagangan karbon
Pelita Air sebagai maskapai dengan misi peralihan energi global menuju net zero emission sebagai upaya mendukung program pemerintahan, telah melakukan berbagai inovasi sebagai bentuk Green Operating Procedure pada setiap penerbangan.
Cara untuk berkontribusi dalam program 'Benih dari Langit' ini dilakukan melalui website Pelita air yaitu https://benihdarilangit.pelita-air.com/.
"Hanya dengan melakukan donasi dengan jumlah minimal Rp50.000, Anda telah menanam satu pohon dan menyerap 25-40 kilogram karbon dioksida (CO²) atau setara dengan mengurangi polusi perjalanan mobil sepanjang 100 kilometer," katanya.
Baca juga: Kementerian ESDM menyiapkan aturan audit energi sektor bangunan gedung
Tidak hanya itu saja, setiap donasi yang masuk akan dilaporkan melalui email termasuk bukti dokumentasi berupa pohon yang ditanam dengan menandai (tag) nama donatur.
“Kita melakukan perjalanan hari ini demi anak dan cucu, berarti kita juga harus jaga bumi kita untuk anak dan cucu," kata Gerry