Okupansi hotel di Senggigi belum normal

id okupansi hotel,hotel senggigi

Okupansi hotel di Senggigi belum normal

Sejumlah wisatawan asing berada di pinggiran pantai Senggigi, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat, NTB, Kamis (11/10). Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Lombok Barat mencatat sebanyak 117 dari 192 hotel di kawasan wisata Senggigi memilih tutup sementara karena sepinya wisatawan yang menginap pascagempa bumi yang melanda Lombok.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/ama/18

Lombok Barat (Antaranews NTB) - Tingkat okupansi hotel di sejumlah resor khususnya di kawasan wisata Pantai Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, belum sepenuhnya normal pascagempa bumi yang mengguncang Pulau Lombok dan Sumbawa.

General Manager (GM) Hotel Jayakarta, Senggigi, Cherry Abdul Hakim di Lombok Barat, Kamis, mengakui dari total 171 kamar yang ada di Hotel Jayakarta, tingkat huniannya hanya mencapai sekitar 50 persen hingga awal November ini.

Padahal jika merujuk tren kunjungan 2017 dengan periode yang sama, pemesanan kamar di tempat itu sudah penuh.

"Kalau pun yang saat ini mengisi kamar kami, mayoritas adalah wisatawan domestik karena ada kegiatan pemerintah, baik kementerian dan pemda NTB," ujarnya.

Ia mengatakan, adanya imbauan dari Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan agar semua kementerian/lembaga melakukan kegiatan di Pulau Lombok pascagempa NTB dirasa membantu okupansi hotel di kawasan wisata Pantai Senggigi.

Cherry mencontohkan, sepanjang Oktober dan November ini, praktis kegiatan dari unsur pemerintahan. Di antaranya Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Universitas Mataram, dan DPRD NTB yang banyak menghiasi agenda kunjungan di hotelnya.

"Kalaupun ada wisman, itu jumlah mereka hanya 3-5 orang saja. Bisa jadi, karena ada unsur trauma, karena lokasi Senggigi yang berada di pinggir pantai," terangnya.

Menurutnya, meski fluktuasi kunjungan wisman belum optimal. Namun Cherry optimis pada rentan periode Januari dan Februari 2019, kunjungan wisman akan bisa normal kembali sebab pihaknya telah melakukan sejumlah upaya untuk dapat menggaet kunjungan wisman. Salah satu strateginya, yakni menurunkan harga kamarnya berkisar 20-30 persen per kamar.

Selain itu, kamar yang terdampak gempa berjumlah sebanyak 95 unit itu telah selesai renovasinya pada awal Januari tahun depan.

"Yang pasti, kami optimistis pariwisata NTB akan bangkit jika melihat pergerakan para pelaku pariwisata, asosiasi, pemerintah daerah dan Kemenpar RI yang telah bersatu padu dalam mendukung serta memajukan NTB pada masa revovery saat ini," tandas Cherry Abdul Hakim.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) NTB, H Lalu Abdul Hadi Faisal mengatakan meski tingkat hunian hotel di khususnya resort belum sepenuhnya normal, namun ia optimistis tingkat okupansi hotel akan kembali pulih dalam masa pemulihan (recovery) dan sudah ada beberapa hotel yang terlihat ramai pengunjung baik itu untuk menginap dan pertemuan (meeting). Seperti??Hotel Santika, Aston In, Kila Senggigi Beach dan beberapa hotel lainnya juga yang sudah mulai bergerak.

"Kami optimis sektor pariwisata di daerah ini akan kembali seperti semula," katanya.