Regionalisasi upaya tingkatkan kapasitas lab dalam pengawasan

id badan pengawas obat dan makanan,bpom,regionalisasi laboratorium

Regionalisasi upaya tingkatkan kapasitas lab dalam pengawasan

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar memberikan sambutan secara daring dalam acara Pertemuan Nasional Monitoring dan Evaluasi Sistem Regionalisasi Laboratorium BPOM Tahun 2024 di Surabaya, Kamis (5/12/2024). ANTARA/HO - Badan Pengawas Obat dan Makanan

Jakarta (ANTARA) - BPOM meningkatkan kapasitas laboratorium, salah satunya melalui regionalisasi, mengingat perannya yang strategis dalam pengujian yang valid atas parameter keamanan, mutu, dan manfaat serta khasiat produk.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar menyebutkan, seiring kemajuan ilmu dan teknologi serta perubahan gaya hidup konsumen, produk obat dan makanan akan terus berkembang dan makin beragam.

Laboratorium, katanya, adalah tulang punggung dalam pengawasan obat dan makanan, karena laboratorium merespons kebutuhan pengujian produk-produk itu di seluruh wilayah Indonesia. Karena itu, katanya, kapasitas laboratorium BPOM harus terus ditingkatkan secara berkesinambungan.

“Pengembangan laboratorium sejalan dengan visi BPOM menjadi regulator kelas dunia yang perlu didukung oleh laboratorium terdepan,” Taruna melanjutkan.

Adapun konsep regionalisasi laboratorium, katanya, adalah inovasi peningkatan efisiensi dan efektivitas pengujian di tengah keterbatasan sumber daya. Dia menjelaskan, sistem regionalisasi laboratorium BPOM dikembangkan untuk mengoptimalkan sumber daya seperti anggaran, waktu, dan manusia.

Baca juga: Pererat kolaborasi cegah pengiriman narkotika via jasa ekspedisi

Sejak dimulai proyek awal pada 2021, penerapan secara nasional pada 2022, dan pengembangan konsep baru pada Juli 2023, BPOM telah menunjuk tujuh regionalisasi laboratorium yang tersebar di sejumlah unit pelaksana teknis (UPT) di Medan, Pekanbaru, Semarang, Surabaya, Samarinda, Makassar, dan Manado.

Ketujuh regionalisasi ini, katanya, membina sejumlah laboratorium UPT terdekat untuk meningkatkan efektivitas pengujian dan efisiensi sumber daya pengawasan.

Taruna Ikrar berharap inisiatif ini menjadi pembelajaran dan bahan evaluasi sehingga dapat dilakukan upaya percepatan perbaikan lab.

Dia menyebutkan, berdasarkan hasil kajian yang ada, BPOM akan menambah satu lagi di Jayapura untuk mengoptimalkan pengawasan di wilayah timur Indonesia Timur, terutama Papua.

Baca juga: Pj Gubernur ingatkan warga NTB pilih produk yang aman dan berkualitas

Nantinya regionalisasi laboratorium Jayapura akan mengayomi sejumlah UPT terdekat seperti BPOM di Manokwari, Loka POM di Mimika, Loka POM di Merauke, dan Loka POM di Sorong.

Sekretaris Utama BPOM Jayadi menyebut bahwa penambahan itu untuk merespons kebijakan pemerintah pusat dalam pemerataan pembangunan di Indonesia timur. Dukungan pengawasan obat dan makanan, termasuk pengujian yang prima, sangat penting, apa lagi kondisi geografis di timur Indonesia memiliki tantangan tersendiri.

“Tujuannya dalam rangka pemerataan pembangunan, seiring dengan apa yang menjadi kebijakan nasional. Kemudian Indonesia (bagian) Timur harus dilakukan percepatan proses pembangunan, termasuk salah satunya adalah pembentukan laboratorium regional di daerah ini,” katanya.