Pakar: Kendaraan listrik bisa jadi penyelamat industri otomotif

id kendaraan listrik,pasar EV,pasar otomotif,penjualan mobil

Pakar: Kendaraan listrik bisa jadi penyelamat industri otomotif

Arsip Foto - Pemudik mengisi daya baterai mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Rest Area KM 379 A Tol Batang-Semarang di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (28/3/2025). (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)

Jakarta (ANTARA) - Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung Yannes Martinus Pasaribu mengemukakan bahwa kendaraan listrik (Electronic Vehicle/EV) bisa menjadi penyelamat industri otomotif Indonesia, yang sekarang sedang menghadapi berbagai tantangan.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat selama kuartal pertama 2025 angka penjualan mobil secara grosir turun menjadi 205.160 unit dari 231.027 unit pada kurun yang sama tahun lalu dan angka penjualan ritelnya menurun menjadi 210.483 unit dari 215.250 unit pada Januari-Maret 2024.

"Segmen EV dapat menjadi penyelamat industri otomotif Indonesia, dengan memanfaatkan momentum pertumbuhan yang terjadi saat ini," kata Yannes kepada ANTARA pada Jumat.

Ia mengemukakan bahwa Indonesia punya dukungan bahan baku dan sumber daya manusia untuk memproduksi dan mengembangkan kendaraan elektrik.

"Pemerintah dan industri harus mempercepat ekosistem EV dan segera tingkatkan investasi R&D lokal di industri nikel untuk meningkatkan keamanan NMC (baterai nickel manganese cobalt)," katanya.

Baca juga: Kenaikan mobil baru dinilai picu perubahan preferensi konsumen

"Saat ini Indonesia memiliki hingga 26 persen cadangan nikel dunia," ia menambahkan.

Di samping meningkatkan investasi untuk riset dan pengembangan, Yannes mengatakan, pemerintah perlu menerapkan kebijakan-kebijakan yang dapat mendukung upaya pengembangan kendaraan elektrik serta mengupayakan diversifikasi pasar ekspor kendaraan.

Baca juga: Ekspor menggeliat, pasar otomotif Indonesia di 2025 masih bertumbuh

Yannes berharap perekonomian Indonesia bisa terus tumbuh, demikian pula dengan pasar otomotifnya.

"Semoga tidak ada eskalasi perang dagang ke depan. Kita semua berharap perekonomian Indonesia tetap tumbuh stabil dan kompetitif," katanya.