Mataram (Antaranews NTB) - Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia Nusa Tenggara Barat menggelar Lombok Travel Mart VI dengan konsep desa persawahan dan bangunan tua peninggalan zaman penjajahan Belanda di Desa Bonjeruk, Kabupaten Lombok Tengah, 1-3 Maret.
"Kalau di LTM sebelumnya kami mengangkat museum, pantai, air terjun, dan hotel sebagai lokasi utama. Tapi di Lombok Travel Mart (LTM) VI ini, kami mencoba sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Konsepnya "heritage" desa persawahan dan bangunan tua peninggalan zaman Belanda," kata Ketua Panitia LTM VI Leja Kodi di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan, Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, dipilih sebagai lokasi LTM VI karena Desa Bonjeruk atau dulu disebut Bondjeroek pernah menjadi pusat pemerintahan Hindia Belanda di Lombok pada zaman kolonial dulu.
Hal ini masih bisa dilihat pada arsitektur bangunan-bangunan tua yang ada di desa tersebut. Seperti bangunan puri atau pusat perkantoran peninggalan Bondjeroek Hindia Belanda, bangunan rumah peninggalan Belanda dan sebuah masjid bernama Masjid Raden Nunu Unas.
"Desa ini kaya dengan nila-nilai sejarah dan bangunan sisa peninggalan penjajahan Belanda sehingga ini yang coba kami angkat di LTM kali ini, sebuah desa dengamn cita rasa Belanda," ujarnya.
Wanita yang akrab disapa Ingoe ini, mengungkapkan selain memiliki bangunan peninggalan Belanda. Desa Bonjeruk juga kaya akan atraksi budaya serta kuliner yang khas sehingga ini mempertegas bahwa Lombok memang kaya destinasi wisata yang beragam yang tidak di tempat lain.
"Jadi, Lombok ini tidak hanya soal pantai atau air terjun dan gunungnya yang di nikmati, tapi ada kekayaan alam lain yang sesugguhnya memiliki potensi untuk bisa di jual yakni Lombok kaya dengan nilai sejarah," tegasnya.
Sementara itu, Sekjen Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) NTB Badrun mengatakan di LTM ke VI ini akan diikuti 150 buyers domestik dan mencanegara, di antaranya Malaysia dan Singapura serta Korea Selatan. Sedangkan, sellers setidakanya akan melibatkan 50-an terdiri dari hotel dan travel agent di NTB.
"Dari 150 buyers ini sudah mengkonfirmasi keikutsertaan mereka di LTM ke VI. Nantinya mereka juga akan kita ajak menikmati suasana desa dengan persawahan, termasuk berkeliling ke destinasi wisata seperti Mandalika," terangnya.
Selain itu, menurutnya LTM ke VI ini juga akan dirangkai dengan rapat kerja nasional (Rakernas) ASPPI yang akan di ikuti seluruh DPD ASPPI di seluruh Indonesia.
"Nanti di rakernas ini kami akan mencoba membahas isu-isu yang sedang mendera pariwisata, terutama sekali mengenai kenaikan tiket penerbangan dan pemberlakuan bagasi berbayar yang kami nilai sangat memukul industri pariwisata," katanya.
Berita Terkait
Mataram siapkan anggaran Rp9 miliar beli bangunan tua bekas Bank Belanda
Sabtu, 24 Februari 2024 15:33
OIKN mengandeng lembaga riset Deltares Belanda wujudkan kota spons IKN
Kamis, 12 Oktober 2023 4:53
Peninggalan Bank Dagang Belanda di Kota Tua Ampenan
Minggu, 3 Maret 2019 12:59
Artikel - Dari Ampenan, kisah perdagangan dimulai
Minggu, 9 Desember 2018 19:15
Merawat cagar budaya Kota Tua Ampenan di Mataram
Senin, 26 Februari 2024 20:16
Mataram siapkan konsep pembuatan museum di Kota Tua Ampenan
Sabtu, 17 Februari 2024 14:38
Nikmati layanan super apps PLN Mobile, Pelanggan: terima kasih PLN
Kamis, 1 Februari 2024 20:16
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53