TPID NTB SIDAK GUDANG DISTRIBUTOR KEBUTUHAN POKOK

id

          Mataram, 2/9 (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTB menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah gudang milik distributor kebutuhan pokok untuk mengecek persediaan yang mereka miliki.

         "Operasi ini kami lakukan untuk mengetahui persediaan kebutuhan pokok yang ada di gudang-gudang distributor," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Nusa Tenggara Barat (NTB), Hery Erpan Rayes, di Mataram, Rabu.

         Tim TPID tersebut terdiri dari Disperindag NTB, Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Mataram, Biro Ekonomi Sekretariat Daerah NTB.

         Kemudian, Bank Indonesia dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram.

         Rayes mengatakan, dari hasil pemantauan yang dilakukan di dua distributor terbesar di NTB yakni CV Sumber Karya Mandiri dan CV Anugerah Jaya, stok kebutuhan pokok dinilai masih mencukupi hingga  Idul Fitri 1430 Hijriah.

         "Stok beberapa jenis kebutuhan pokok seperti gula pasir, minyak goreng dan tepung terigu yang ada di dua distributor itu cukup untuk persediaan hingga satu bulan ke depan," ujarnya.

         Namun yang masih menjadi masalah, kata dia, yaitu harga gula pasir yang dinilai cukup mahal yakni mencapai harga Rp9.800 per kilogram di tingkat eceran, sedangkan di tingkat distributor Rp9.200/kg.

         Tingginya harga gula pasir tersebut juga terjadi secara nasional bahkan internasional, sehingga kenaikan harga komoditas itu bukan karena faktor tidak adanya barang di pasaran.

         Selain mengecek persediaan kebutuhan pokok di sejumlah gudang distributor, tim TPID NTB juga melakukan pemantauan terhadap harga dan persediaan kebutuhan pokok di pasar tradisional Mandalika Mataram yang merupakan pasar tradisional terbesar di NTB.

         Dari hasil pemantauan, tim TPID mencatat harga daging sapi murni mengalami penurunan dari Rp80.000 menjadi Rp70.000/kg akibat berkurangnya permintaan konsumen.

         "Permintaan konsumen pada awal bulan puasa Ramadhan cukup tinggi dibandingkan dengan permintaan sesudah memasuki bulan puasa Ramadhan, sehingga pedagang menurunkan harga," ujarnya.

         Namun, kata Rayes, harga daging sapi itu diperkirakan akan kembali mengalami kenaikan dua hari menjelang Idul Fitri, karena permintaan yang sangat tinggi dari masyarakat.

         "Itu memang kondisi yang selalu terjadi setiap tahun, di mana menjelang Lebaran tingkat permintaan masyarakat terhadap daging ayam dan sapi cukup tinggi," ujarnya.

         Sementara dari segi kelancaran distribusi kebutuhan pokok, Rayes menilai saat ini kondisinya cukup lancar dan tidak terjadi masalah apapun di pelabuhan.

         "Kami sudah menemui pihak ASDP Lembar dan Pelindo Cabang Lembar, dan meminta mereka lebih memprioritaskan bongkar muat kapal pengangkut kebutuhan pokok," ujarnya.(*)