Mataram (ANTARA) - Kota Mataram menjadi daerah yang terdampak gempa bumi paling cepat melaksanakan program rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon), kata Danrem 162/Wira Bhakti Kolonel (Czi), Ahmad Rizal Ramdhani.
"Jika dibandingkan dengan daerah lain, Kota Mataram paling cepat melaksanakan rehab-rekon sehingga kami optimistis penyelesaian untuk rusak berat bisa tuntas sesuai target pada akhir Juli 2019," katanya seusai menghadiri kegiatan evaluasi rehab-rekon pascagempa bumi di Ruang Kenari Kantor Wali Kota Mataram di Mataram, Jumat.
Sementara itu, kata Ahmad Rizal Ramdhani yang juga menjabat Komandan Satgas Rehab-Rekon NTB, daerah-daerah lain yang terdampak, seperti Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Timur, dan Sumbawa progresnya masih di bawah Kota Mataram.
Oleh karena itu dalam upaya percepatan pelaksanakan rehab-rekon pascagempa bumi, Satgas Rehab-Rekon telah melakukan beberapa upaya, di antaranya menurunkan fasilitator dengan menggunakan sistem blok.
Ia menjelaskan fasilitator ditugaskan ke satu desa yang paling lambat melaksanakan pembangunan rumah tahan gempa.
Dengan teknis itu, katanya, gerakan pengerjaan rumah para korban gempa bumi, terutama rusak berat, lebih cepat.
"Selain itu akan ada bimbingan teknis kembali kepada para fasilitator serta rekrutmen personel fasilitator," katanya.
Untuk membantu mengatasi permasalahan korban gempa dalam mencari tukang bangunan yang terbatas di NTB, pihak TNI telah menurunkan 1.000 personelnya, sedangkan khusus untuk Kota Mataram 100 orang.
"Mereka itu, ditugaskan untuk membantu korban gempa melakukan percepatan pembangunan rumah tahan gempa dengan prioritas rusak berat," katanya.
Dia mengakui gerakan progres rehab-rekon sebelumnya berjalan lambat karena terkendala agenda lain, seperti pilpres, puasa, dan Idul Fitri 1440 Hijriah. Karena itu, saat ini semua tim harus bahu membahu melakukan percepatan rehab-rekon di NTB.
Menyinggung tentang fasilitator yang "nakal", Komandan Satgas Rehab-Rekon NTB yang didampingi Kepala Pelaksana BPBD NTB Ahsanul Khalik itu, menambahkan kinerja fasilitator terus dievaluasi dan apabila masyarakat menemukan ada fasilitator yang "nakal" silakan dilaporkan.
"Kami siap memberhentikan fasilitator 'nakal', dan silakan usul untuk mengangkat fasilitator dari warga setempat. Untuk di Kota Mataram belum ada laporan terkait fasilitator 'nakal'," katanya.
Asisten I Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Mataram Lalu Martawang yang juga ikut serta dalam rapat percepatan rehab-rekon tersebut, mengatakan pertemuan itu untuk percepatan proses pembangunan rumah korban gempa bisa tuntas sesuai target.
"Kalau untuk Mataram, kami optimistis pembangunan dan perbaikan rumah korban gempa bumi bisa selesai tepat waktu, karena progresnya sudah di atas 80 persen," katanya.
Berita Terkait
Rehab sekolah di Mataram dapat bantuan Rp20 miliar dari DAU
Kamis, 11 Januari 2024 17:52
BNNP NTB merehab dua pengunjung terjaring razia di tempat hiburan malam
Senin, 27 November 2023 18:44
Pj Gubernur: Rehab Kantor Gubernur NTB tetap dilanjutkan
Rabu, 22 November 2023 13:48
DPRD menolak rencana rehab kantor Gubernur NTB senilai Rp40 miliar
Jumat, 17 November 2023 13:01
BNPB menemukan data rehab rekon RTG di Lombok Utara tak sinkron
Rabu, 22 Desember 2021 9:40
NTB mengusulkan dana rehab rekon pasca banjir Lombok Barat Rp104 miliar
Selasa, 21 Desember 2021 23:41
Pemkab Lombok Barat meminta dana rehab-rekon banjir ke pemerintah pusat
Kamis, 9 Desember 2021 6:34
150 ribu warga NTB menerima manfaat rehab rekon dari UNDP
Sabtu, 30 Januari 2021 11:53