Mataram (ANTARA) - Mahkamah Agung Kolombia pada Selasa (9/7) memerintahkan penangkapan terhadap bekas komandan pemberontak FARC, yang kemudian menjadi anggota parlemen, setelah ia tidak muncul untuk diperiksa atas tuduhan perdagangan narkoba di Amerika Serikat.
Perintah penangkapan itu merupakan pukulan terbaru terhadap kesepakatan perdamaian bersejarah yang telah dicapai Kolombia.
Seuxis Paucias Hernandez, yang dikenal di Kolombia dengan nama Jesus Santrich saat perang, merupakan salah satu dari 10 komandan kelompok FARC yang menjadi anggota parlemen berdasarkan perjanjian perdamaian 2016.
Perjanjian itu ditandatangani oleh Presiden Juan Manuel Santos sebagai upaya untuk mengakhiri konflik setengah abad itu, yang telah menewaskan 260.000 orang.
Berdasarkan perjanjian, para anggota pemberontak beraliran Marxis tersebut diperbolehkan memasuki dunia politik dan membaur kembali dengan masyarakat.
Baca juga: Mantan anggota FARC Kolombia ditangkap lagi setelah sekejap dibebaskan
Namun tahun lalu, pihak berwenang Amerika Serikat menginginkan Hernandez diekstradisi ke AS atas tuduhan membantu penyelundupan 10 ton kokain ke Amerika Serikat pada 2017.
Hernandez, 52 tahun, membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai bagian dari persekongkolan.
Hernandez dipanggil ke pengadilan pada Selasa untuk menentukan apakah ia harus ditahan, sementara masalah ekstradisi terhadapnya sedang dikaji.
Namun pada Selasa, hanya pengacara Hernandez yang muncul dan mengatakan tidak tahu di mana kliennya berada.
Presiden Kolombia Ivan Duque memuji pengadilan karena memerintahkan penangkapan Hernandez.
"Ini adalah keputusan yang diharapkan oleh seluruh rakyat Kolombia yang marah karena peradilan dijadikan lelucon," kata Duque.
Baca juga: Kolombia bekukan aset pemberontak FARC
Hernandez menghilang pada 30 Juni ketika pihak berwenang mengatakan bahwa Hernandez mencampakkan para pengawalnya di daerah penggabungan kembali para bekas pejuang, di dekat perbatasan dengan Venezuela. Sejak itu, Hernandez sudah tidak pernah terlihat di depan umum.
Keadaan bahwa Hernandez menghilang bisa meningkatkan dukungan bagi Duque untuk mengambil sikap lebih tegas terhadap FARC. Banyak warga Kolombia merasa bahwa kesepakatan perdamaian terlalu lunak terhadap para bekas pemberontak.
Partai politik FARC saat ini hanya memiliki delapan anggota parlemen aktif. Mantan komandan lainnya yang menjadi anggota parlemen, Luciano Marin alias Ivan Marquez, menghilang tahun lalu setelah keponakannya ditangkap dan dibawa ke Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan para penyelidik kasus penyelundupan narkoba.
Pengadilan, yang khusus dibentuk untuk mengawasi perjanjian damai, saat ini sedang menyelidiki apakah Marin dan komandan-komandan FARC lainnya mematuhi janji mereka.
Hernandez ditangkap tahun lalu bersama keponakan Marin, namun ia kemudian dibebaskan, ditangkap lagi dan dibebaskan kembali atas perintah Mahkamah Agung.