Mataram (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Barat, H. Zulkieflimansyah menegaskan, masalah lingkungan, khususnya kerusakan hutan dan sampah akan menjadi perhatian sekaligus tantangan Pemerintah Provinsi NTB dalam usia ke-61 tahun.
Hal itu disampaikan Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah pada Peringatan HUT ke-61 NTB di Lapangan Bumi Gora, Kantor Gubernur NTB, Selasa.
Gubernur meminta seluruh kepala daerah, bupati/wali kota agar tidak mengabaikan alam dalam membangun NTB. Sebab, alam berupa hutan dan pohon-pohon yang telah ditebang, harus ditumbuhkan kembali.
"Seperti kita saksikan saat ini, kerusakan hutan di wilayah NTB terbilang cukup parah," ujarnya.
Untuk itu, Gubernur meminta intensifikasi dan eksploitasi alam agar dilakukan secara wajar.
"Tidak ada orang lain yang wajib bertanggung jawab atas kerusakan hutan ini selain diri kita sendiri. Jika kita tidak mau melakukannya, alam akan memaksa kita untuk mempertanggungjawabkannya," ucap Zulkieflimansyah.
Karena itu, Bang Zul berharap, momentum peringatan HUT NTB kali ini, dapat dijadikan sebagai momentum menyatukan langkah bersama untuk memulihkan alam.
Gubernur mengakui, saat ini semua kabupaten/kota lagi berjuang keras untuk mencari kehidupan yang lebih baik secara bersama.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi NTB terus membangun sinergi untuk mendorong agar semua pihak mencapai titik kemajuan yang membanggakan bersama.
"Mari kita sama-sama memelihara mimpi besar itu, dan menghidupkan dengan kerja keras dan khusuk," katanya.
Menurutnya, pemprov sudah memulai pemulihan lingkungan melalui pencanangan Gerakan NTB Hijau di Dusun Kayu Madu, Desa Labuhan Badas, Kabupaten Sumbawa pada 12 Desember 2019.
Diharapkan melalui gerakan tersebut bisa menjadi awal baru dari upaya-upaya sebelumnya yang telah dilakukan pemerintah untuk memulihkan lingkungan.
"Mari kita tanamkan dalam relung keyakinan kita yang paling dalam, bahwa merusak alam, mencemari alam adalah perbuatan hina yang berdampak buruk pada banyak orang. Mereka yang menumbangkan pohon demi keserakahannya, tidak hanya menumbangkan pohon itu saja. Namun juga menumbangkan kesempatan generasi masa depan untuk melihat indahnya hutan," katanya.