Makassar (ANTARA) - Indonesia menduduki urutan keempat sebagai negara dengan jumlah burung terbanyak di dunia.
"Meski demikian, berdasarkan pembaruan ini, diketahui delapan spesies burung mengalami peningkatan risiko kepunahan dan menduduki kategori keterancaman yang lebih tinggi (uplisted)," kata Research & Communication Officer Burung Indonesia, Ridha menanggapi perkembangan spesies burung di Indonesia di Makassar, Jumat.
Dia menjelaskan, terdapat satu spesies mengalami penurunan risiko kepunahan (downlisted) yakni Trulek jawa (Vanellus macropterus) yang sebelumnya dikategorikan sebagai salah satu spesies dengan resiko kepunahan paling tinggi, pada saat ini diperkirakan telah mengalami kepunahan di habitat aslinya.
IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural Resources) memberikan status possibly exctinct pada spesies ini (Critically Endangered-Possibly Extinct/CR-PE). Tidak adanya catatan pertemuan dengan trulek jawa sejak 1939 menyebabkan spesies ini dinyatakan telah menghilang dari dataran rendah Pulau Jawa.
Kedelapan spesies burung yang mengalami peningkatan status keterancaman diantaranya kerak kerbau (Acridotheres cinereus), empuloh janggut (Alophoixus bres), cica-daun jawa (Chloropsis cochinchinensis), cica-daun dahi-emas (Chloropsis media), cica-daun besar (Chloropsis sonnerati), nuri telinga-biru (Eos semilarvata), gosong tanimbar (Megapodius tenimberensis), dan kacamata jawa (Zosterops flavus).
“Peningkatan status keterancaman bagi spesies tersebut tentu menjadi tantangan baru bagi upaya pelestarian burung di Indonesia. Sebab penurunan populasi dan ancaman masih berkait dengan perburuan tak berkelanjutan yang diikuti hilangnya habitat akibat degradasi dan alih fungsi lahan,” jelas Ridha.
Selain itu, perhatian juga tertuju pada spesies burung yang memiliki persebaran luas di kawasan Asia yakni burung kacamata biasa.
Subspesies burung ini yang tersebar di Pulau Jawa dan Bali oleh peneliti taksonomi dianggap merupakan spesies baru tersendiri dan diberi nama sangkar white-eye (Zosterops melanurus).
Hal ini didasarkan pada perbedaan morfologi dan genetik untuk subspesies yang ada di Pulau Jawa dan Bali diantara subspesies di wilayah lainnya lainnya.
Beberapa tahun terakhir, masyarakat di Jawa dan Bali menjadikan burung kacamata sebagai salah satu burung piaraan yang juga diperdagangkan karena keindahan bulu dan suara merdunya sehingga banyak diburu.
Namun, aktivitas tersebut menyebabkan populasi burung ini menurun di alam, akibatnya spesies ini pun dikategorikan sebagai spesies terancam punah secara
global (Globally Threathened Species) dalam kategori Vulnerable.
Berita Terkait
Burung Indonesia menyenggarakan WMBD 2023 di tiga kawasan mangrove Pohuwato
Senin, 30 Oktober 2023 20:14
Kawasan hutan Kuala Kencana tempat melepasliarkan 62 burung
Senin, 19 Juni 2023 9:29
Indonesia miliki kasus kematian akibat flu burung terbanyak
Senin, 6 Maret 2023 21:06
179 jenis burung yang terancam punah
Rabu, 28 April 2021 20:42
Ribuan ekor burung tanpa dokumen disita
Sabtu, 9 November 2019 22:13
Ayo lestarikan spesies burung endemik Raja Ampat
Sabtu, 15 Juni 2019 11:14
Produk olahan sarang walet dari Indonesia buka di China
Rabu, 15 Mei 2019 12:17
POPULASI BURUNG DI INDONESIA LIMA BESAR DUNIA
Selasa, 11 Januari 2011 13:30