Jakarta (ANTARA) - Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung tidak melunturkan semangat dan kerinduan masyarakat dan diaspora Indonesia di Amerika Serikat (AS) untuk tetap bersilaturahim dan merayakan Lebaran.
Dengan memanfaatkan teknologi dan berbekal kreativitas yang didukung semangat gotong royong yang kuat, suasana khas Idul Fitri dihadirkan melalui kegiatan silaturahim virtual, “e-takbiran”, dan Lebaran drive-through, yang berlangsung sejak malam terakhir bulan Ramadhan hingga hari pertama Idul Fitri tahun ini.
“Kita semua, baik yang berada di AS maupun di Tanah Air, sedang menghadapi pandemi COVID-19. Namun situasi yang sulit ini tidak akan pernah bisa melunturkan semangat dan antusiasme kita semua untuk merayakan hari Lebaran dengan penuh suka cita, kebahagiaan, dan semarak,” ujar Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Washington DC/Wakil Duta Besar RI untuk AS Iwan Freddy Hari Susanto dalam keterangan tertulis, Selasa.
“Mari kita gunakan momentum Lebaran ini sebagai penumbuh asa dan optimisme untuk bersama-sama keluar dari situasi sulit akibat wabah COVID-19,” imbuhnya.
Diawali dengan acara “Silaturrahim Virtual Menyambut Lebaran”, yang diselenggarakan oleh KBRI Washington DC dengan dukungan berbagai organisasi masyarakat dan diaspora Indonesia di ibu kota AS dan wilayah sekitarnya, antusiasme masyarakat untuk merayakan Lebaran langsung terasa.
Acara yang disiarkan secara langsung melalui laman Facebook KBRI Washington DC pada Sabtu malam (23/5) itu menjadi wadah yang dianggap efektif sekaligus aman untuk saling sapa dan bermaafan bagi masyarakat dan diaspora Indonesia di AS di tengah pemberlakuan pembatasan guna mencegah penyebaran wabah virus corona.
Puluhan pesan dan ucapan selamat Lebaran yang berasal dari organisasi/komunitas keagamaan, sosial budaya, dan kemasyarakatan WNI dan diaspora Indonesia di Washington DC serta wilayah-wilayah sekitarnya ditayangkan dalam acara tersebut.
Di puncak acara, ditampilkan video berisi pesan khusus dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Selain menyampaikan salam Idul Fitri, Menlu Retno juga berpesan agar masyarakat dan diaspora Indonesia di luar negeri tetap semangat dan penuh suka cita menyambut Hari Kemenangan serta bersatu untuk dapat keluar dari pandemi COVID-19.
“Stay strong, stay healthy, and stay united,” ujar Menlu Retno menutup pesannya.
Acara yang dipandu oleh Direktur Humas Indonesian Muslim Association in America (IMAAM) Center sekaligus pegiat seni budaya Minang di AS, Nani Afdal, dan, Sekretaris Pertama Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Washington DC Rahmat Hindiarta Kusuma, itu juga diisi dengan pembacaan puisi religi berjudul “Terima Kasih Tuhan”, oleh Yuno Baswir, seniman lukis kawakan lulusan ISI Yogyakarta yang sudah puluhan tahun tinggal di AS, serta doa oleh Ustad Fahmi Zubir, Imam Masjid IMAAM Center.
Tak ketinggalan ditayangkan pula video rekaman semaraknya perayaan Hari Raya Idul Fitri pada tahun-tahun sebelumnya, serta kiprah masyarakat dan diaspora Indonesia di AS selama Ramadhan di tengah pandemi COVID-19.
Untuk menambah semarak acara, disediakan hadiah bagi pemirsa yang mengirimkan salam Lebaran terunik selama kegiatan berlangsung.
Acara saling sapa virtual yang berlangsung selama lebih satu jam tersebut mengundang apresiasi dan menyedot banyak antusiasme masyarakat dan diaspora Indonesia di AS, yang tidak hanya berasal dari ibu kota AS, namun juga menjangkau berbagai wilayah lain, termasuk California, New York, Pennsylvania, Massachusetts, Arizona, dan Nebraska.
Hingga rilis ini diturunkan, kegiatan tersebut telah disaksikan hampir 18.000 pemirsa. Salah satunya adalah Terra Kurnia, Ketua Organisasi Silat Al-Azhar Virginia.
“Terima kasih kepada KBRI Washington DC yang dengan sangat kreatif mengemas acara ini sehingga walaupun tidak bertemu langsung, kami tetap merasa terhubung dan bisa bersilaturahim dalam menyambut Lebaran ini,” kata dia.
Acara silaturahim virtual tersebut selanjutnya disambung dengan kegiatan e-takbiran yang diselenggarakan oleh IMAAM Center. Dari rumah masing-masing, ratusan jamaah Muslim Indonesia dengan khusyuk mengikuti bacaan takbir, tahmid, dan tahlil.
“Ramadan kali ini memang berbeda. Namun pengamatan kami, pandemi ternyata tidak mengurangi ibadah dan amal kebaikan para jamaah. Lancarnya program Ramadan tidak lepas dari kerja sama panitia dan dukungan penuh dari jamaah,” kata Yudi Sutrisno, Amir Ramadhan 1441 H.
Keesokan harinya, IMAAM Center menggelar “Lebaran drive-through” untuk memfasilitasi para jamaah dan masyarakat Indonesia lainnya dalam berhalalbihalal. Panitia mengatur rapi deretan mobil yang masuk ke kompleks IMAAM Center untuk memudahkan para pengendara yang ingin mengucapkan selamat Lebaran tanpa harus turun dari kendaraan.
Aneka makanan yang sudah dipesan secara daring untuk diambil melalui jalur drive-through tersebut berhasil mengobati rasa rindu terhadap sajian dan suasana khas Lebaran di Tanah Air.
“Pemerintah setempat belum membolehkan rumah-rumah ibadah beroperasi secara penuh. Namun dengan keterbatasan ini, kami mencoba untuk tetap menghadirkan suasana perayaan Hari Raya Idul Fitri. Kami ingin masyarakat Muslim tetap bahagia di akhir bulan Ramadhan dan di awal bulan Syawal,” kata Presiden IMAAM Center Arif Musthofa.
“Saling perhatian, saling jaga, saling membantu, dan memperkuat ukhuwwah (persaudaraan), merupakan misi utama dari halalbihalal,” tambah Ustadz Fahmi Zubir Zakaria, imam pada IMAAM Center.
Wakil Dubes RI untuk AS Iwan Freddy Hari Susanto, yang hadir pada acara tersebut juga menyampaikan dukungannya kepada seluruh pengurus IMAAM Center yang selama 30 hari penuh terus membuat semarak Ramadhan melalui berbagai programnya.
“Suasana beda, tetapi tetap menjaga tradisi Ramadhan dan Lebaran. Ini bisa menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat Muslim di AS. Yang luar biasa, Lebaran tetap dapat dirayakan dengan mengikuti panduan dan protokol kesehatan dari otoritas setempat,” tutur Iwan.
Berbagai kegiatan IMAAM Center selama Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini mendapat acungan jempol dari warga Indonesia.
“Jangan sampai pandemi COVID-19 membuat silaturahmi kita retak. Good job, salut untuk IMAAM Center!” ujar Mirza, salah satu masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah sekitar ibu kota AS.