AHMADIYAH MINTA PERLINDUNGAN GP ANSOR NU NTB

id

     Lombok Barat (ANTARA) - Perwakilan warga Ahmadiyah mendatangi kantor Gerakan Pemuda Ansor NU Nusa Tenggara Barat untuk meminta perlindungan terkait masalah yang dihadapi saat ini.

     Kedatangan warga Ahmadiyah ini disambut baik Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor NU Nusa Tenggara Barat (NTB) Suaeb Pury, di Mataram, Rabu.

     Menurut Suaeb, polisi harus bertindak tegas atas insiden perusakan rumah warga Ahmadiyah di Dusun Ketapang, Desa Gegerung, Kecamatan Lingsar, Lombok Barat (26/11) dengan menangkap pelaku tindak anarkis tersebut.

     "Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Kalau pihak keamanan tidak bisa bertindak tegas, kami siap menjaga keamanan warga Ahmadiyah," katanya.

     Ia  juga meminta kepada semua pihak untuk menghormati isi surat keputusan bersama (SKB) yang dibuat tiga menteri, karena selama ini jamaah Ahmadiyah dinilai hidup terlokalisasi dan tidak melakukan penyebaran ajaran mereka ke luar wilayahnya.

     "Kecuali jika warga Ahmadiyah menyebarkan ajaran di luar kampung mereka ya itu baru harus ditindak," katanya.

     Dia menilai, aparat dalam permasalahan ini tidak hanya bertugas untuk menjaga keamanan tapi juga menindak tegas mereka yang melakukan anarkis.

     "Perusakan rumah warga Ahmadiyah adalah sebuah perbuatan kriminal, dan harus ditindak tegas," katanya.

     Suaeb juga meminta Bupati selaku kepala daerah tidak tinggal diam atas kondisi yang dialami warga Ahmadiyah, karena warga Ahmadiyah merupakan warga dari kabupaten ini.

     "Yang perlu ditangani adalah status para warga tersebut apakah benar akan dilokalisasi atau tetap di Transito, atau kalau mau pindah ke daerah lain harus jelas mau kemana," katanya.

     Menurut dia, langkah yang harus diambil Pemkab Lombok Barat adalah, dengan mengintensifkan dialog antara semua pihak dan melibatkan masyarakat agar paham Ahmadiyah bisa dimengerti secara keseluruhan oleh semua masyarakat.

     "Pemerintah harus menekankan bagaimana memahami ajaran Ahmadiyah ini secara humanis bukan secara anarkis," katanya.

     Selain itu, peran tokoh agama juga sangat diperlukan untuk mengondusifkan situasi yang memanas. Salah satunya dengan menyelipkan pesan-pesan perdamaian saat memberi ceramah ke para jamaah. (*)