SYAFII MAARIF: INDONESIA RAPUH

id



Jakarta (ANTARA) - Pendiri Ma`arif Institute, Ahmad Syafii Maarif, mengatakan, kerapuhan di semua bidang tengah mengepung bangsa Indonesia.

"Kerapuhan tidak hanya dialami bidang ekonomi, politik, dan sosial, namun semua bidang mengalami kerapuhan," kata Syafii Maarif dalam acara Pernyataan Publik Tokoh Lintas Agama "Pencanangan Tahun Perlawanan Terhadap Kebohongan; Pengkhianatan Harus Dihentikan" di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta, hari ini.

Ia menilai Pancasila dan UUD 1945 pasal 33 yang pro antikemiskinan tidak lagi menjadi acuan negara.

"Ini merupakan pengkhianatan. Pengkhianatan negara terhadap rakyat harus dihentikan," tegasnya.

Dia mengkritik pernyataan pemerintah mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,8 persen karena disebutnya rakyat kecil tidak merasakan keadilan dari pertumbuhan ekonomi tersebut.

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menambahkan, pemerintah, mulai dari Presiden hingga kepala desa, harus mendengar kritik rakyat.

"Telinganya harus dibuka untuk mendengar aspirasi rakyat. Jangan ditutupi telinganya," katanya.

Dalam pernyataan terbuka itu, tokoh-tokoh lintas agama mendesak pemerintah untuk menghentikan segala bentuk kebohongan publik yang melukai hati nurani rakyat.

Pemerintah harus mencari jalan keluar untuk persoalan bangsa yang beragam dan sangat kompleks, mulai soal kemiskinan, perusakan lingkungan, hingga pelanggaran HAM yang disebut mereka sebagai imbas kebohongan yang dilakukan pemerintah.

Mereka menilai, segala bentuk kebohongan publik yang selama ini dilakukan pemerintah adalah salah satu penyebab mundurnya bangsa Indonesia.

Pernyataan bersama ini dihadiri pula Bhikkhu Sri Pannyavaro Mahathera, Pendeta Andreas A Yewangoe, Mgr Martinus D Situmorang, dan sejumlah tokoh lainnya, termasuk yang dijadwalkan hadir seperti Din Syamsuddin dan KH Shalahuddin Wahid.

Mereka berkumpul sebagai buntut dari keprihatinan tokoh bangsa melihat kondisi terkini Indonesia.(*)