Mataram, 14/1 (ANTARA) - Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat tengah mengkaji alternatif tanaman sebagai pengganti usaha tani tembakau di Pulau Lombok.
"Upaya itu kami lakukan untuk mengatasi persoalan petani tembakau yang mengalami kerugian, terutama ketika menghadapi cuaca ekstrem seperti sekarang," kata Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Barat (NTB) Dwi Praptomo, di Mataram, Jumat.
Menurut dia, pengkajian tanaman alternatif pengganti tembakau tersebut akan difokuskan di Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur, karena kedua daerah tersebut memiliki lahan tanaman tembakau terbesar di NTB.
Pengkajian alternatif usaha tani pengganti tembakau dilakukan bekerjasama dengan peneliti dari Universitas Mataram, Dinas Pertanian NTB, Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur serta dengan pihak swasta.
Adapun tujuan pengkajian tersebut untuk mengevaluasi prospek usaha tani tembakau sebelum dan sesudah dicabutnya subsidi bahan bakar minyak tanah.
"Selain itu mencari alternatif usaha tani pengganti tanaman tembakau yang mempunyai tingkat keuntungan lebih besar," ujarnya.
Menurut Dwi, pertimbangan pemilihan jenis usaha tani alternatif itu akan dilakukan berdasarkan kesesuaian lahan, teknologi dan prospek pasarnya.
Jika dilihat dari kondisi lahan, curah hujan dan iklim di daerah kedua daerah penghasil tembakau tersebut, beberapa komoditas yang kemungkinan bisa dibudidayakan sebagai pengganti tembakau adalah melon, jagung, sayur-sayuran, wijen, dan kacang-kacangan serta beberapa jenis komoditas perkebunan lainnya.
Dengan alternatif usaha tani yang akan ditawarkan pemerintah dinilai akan mampu mengatasi berbagai persoalan yang masih dihadapi para petani tembakau saat ini.
"Selain masalah modal, masalah yang dihadapi petani tembakau beberapa waktu lalu adalah cuaca ekstrem yang ditandai dengan hujan yang hampir turun setiap hari dan itu merugikan petani. Dengan adanya kajian ini, diharapkan petani bisa memilih tanaman alternatif pengganti tembakau," ujarnya. (*)