Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, meminta Dinas Pendidikan setempat melakukan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) penuh sebelum PTM 100 persen dilaksanakan secara definitif.
"PTM penuh akan kita coba persiapkan setelah Lebaran Idul Fitri 1443 Hijriah, kita meminta agar Dinas Pendidikan (Disdik) bisa melakukan persiapan dan simulasi mulai sekarang," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Sabtu.
Wali Kota yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas COVID-19 Kota Mataram mengatakan, dengan simulasi maka jika kebijakan PTM penuh sudah diberlakukan secara definitif, proses PTM bisa dilaksanakan dengan maksimal tanpa mengabaikan standar protokol kesehatan (prokes) COVID-19.
"Simulasi ini penting agar anak-anak dan guru bisa menyesuaikan, sebab hampir dua tahun anak-anak tidak bisa berkegiatan penuh di sekolah," katanya.
Karena itu, lanjut Wali Kota, persiapan lain yang perlu dilakukan adalah Disdik mulai membangun komunikasi dengan berbagai unsur pendidikan agar memiliki semangat dan komitmen bersama untuk melaksanakan PTM penuh.
"Kebijakan PTM penuh ini harus kita formulasikan dengan baik, agar PTM penuh bisa berjalan dengan baik," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram H Lalu Fatwir Uzali sebelumnya, menargetkan pembelajaran tatap muka (PTM) penuh dimulai pada tahun ajaran baru 2022/2023, kendati dengan melihat perkembangan COVID-19 saat ini memungkinkan untuk PTM penuh.
"Tetapi kita harus tetap menunggu komando dari Wali Kota Mataram selaku Ketua Satgas COVID-19 Kota Mataram," katanya.
Di sisi lain, lanjutnya, PTM penuh juga harus memenuhi syarat vaksinasi anak usia 6-11 tahun minimal 50 persen untuk dosis kedua. Sementara, vaksinasi anak dosis kedua per tanggal 10 April 2022 berdasarkan data Dinkes NTB tercatat 47,58 persen.
Harapannya, sisa waktu sebelum tahun ajaran baru masuk, dapat dioptimalkan untuk layanan vaksinasi dosis kedua untuk anak usia 6-11 tahun melalui sekolah.
"Kita ingin bentuk imunitas kolektif, sehingga semua yang ada di sekolah baik guru maupun siswa punya imun lebih bagus dari sebelumnya," katanya.