ANGKASA PURA BELUM TARGETKAN KEUNTUNGAN OPERASIONAL BIL

id

     Mataram, 27/9 (ANTARA) - Manajemen PT Angkasa Pura I belum menargetkan keuntungan dari operasional Bandara Internasional Lombok, yang akan dioperasikan mulai 1 Oktober mendatang.

     "Belum bisa untung di awal pengoperasian bandara internasional itu, malah nilai kerugiannya diperkirakan masih cukup besar," kata General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Bandara Selaparang Mataram I Ketut Erdi Nuka, di Mataram, Selasa. 

     Saat BIL dioperasikan, manajemennya masih dipimpin oleh manajemen PT Angkasa Pura I Bandara Selaparang Mataram, karena aktivitas penerbangan di Bandara Selaparang dihentikan sama sekali.

     Erdi mengatakan, dalam pengoperasian Bandara Selaparang Mataram, setiap tahun Angka Pura I mengalami kerugian sebesar Rp2 miliar hingga Rp3 miliar setahun, karena biaya operasional tidak sebanding dengan pendapaatn.

     Ia menyebut biaya operasional Bandara Selaparang Mataram sekitar Rp35 miliar setahun, sementara pendapatan yang diperoleh hanya sekitar Rp32 miliar lebih sehingga masih rugi Rp2 miliar lebih.

     Sumber pendapatan bandara itu yakni jasa teknis yang berkaitan dengan penerbangan seperti aero neutika, dan jasa teknis non-aero neutika seperti penyewaan tempat jualan di kawasan terminal bandara.   

     Pendapatan sebesar Rp32 miliar itu tercapai ketika jumlah penumpang yang menggunakan jasa penerbangan melalui Bandara Selaparang itu mencapai 1,4 juta lebih pada 2010, dari kapasitas tampung 800 ribu orang lebih atau kelebihan jumlah (overload). 

     "Kalau BIL, diperkirakan kerugian bisa mencapai Rp32 miliar sampai Rp35 miliar karena biaya operasionalnya jauh lebih tinggi dari Bandara Selaparang. Makanya awal-awal pengoperasiannya belum bisa untung," ujarnya.

     Erdi memperkirakan keuntungan pengelolaan BIL dapat dicapai jika jumlah penumpang melebihi dua juta orang.

     Namun, ia belum bisa memperkirakan penumpang pesawat melalui BIL dapat mencapai dua juta orang diawal pengoperasiannya.

     "Nanti kita lihat perkembangannya, kalau bisa dua juta penumpang setahun, baru bisa untung," ujarnya.

     Kawasan BIL dengan luas areal 551 hektare itu memiliki landasan pacu 2.750 meter x 40 meter persegi, sehingga mampu didarati pesawat Air Bus 330 atau Boeing 767 dan dapat menampung 10 unit pesawat.

     Berbeda dengan Bandara Selaparang Mataram yang luas arealnya hanya 28.881 meter persegi. Terminal penumpang BIL seluas 21 ribu meter persegi, atau empat kali lipat lebih luas terminal Bandara Selaparang Mataram yang hanya 4.796 meter persegi.

     Kapasitas tampung terminal penumpang BIL mencapai tiga juta setahun, dengan luas areal parkir 17.500 meter persegi. Berbeda dengan Bandara Selaparang Mataram yang hanya 7.334 meter persegi. (*)