10.000 Bibit Mangrove di Gili Petagan yang ditanam PLN mulai tumbuh

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Ribuan bibit Mangrove di Gili Petagan Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat yang telah ditanam sejak bulan November 2021 oleh PLN Unit Induk Penyaluran dan Pengatur Beban (UP3B) Mataram mulai berkembang. 

"Kami terus melakukan perawatan bibit mangrove yang telah ditanam oleh PLN. Hasil dari pemantauan kami, bibit mangrove  yang ditanam sudah mulai bertunas dan berdaun," kata Ketua Kelompok Masyarakat Pengawas Petrando dalam keterangan tertulisnya di Selong, Rabu

Dalam upaya untuk merawat dan memantau perkembangan dari bibit mangrove ini, PLN UP3B Mataram berkolaborasi dengan Kelompok Masyarakat Pengawas Petrando. Setelah melakukan penanaman mangrove, maka selanjutnya akan masuk dalam tahap perawatan yakni pemantauan pertumbuhan mangrove. 

"Proses ini merupakan penentu keberhasilan program penanaman yang sudah dilakukan," katanya. 

Kegiatan penanaman mangrove akan dikatakan berhasil apabila mangrove tumbuh subur yang ditunjukkan daun-daun yang tampak hijau segar dan oleh adanya pertumbuhan pucuk daun baru, dan sebaliknya.

“Ini menunjukkan bahwa mangrove berkembang dengan baik di Gili Petagan," katanya. 

Perabasan terhadap tanaman pengganggu yang tumbuh di area mangrove secara berkala juga terus dilakukan oleh Kelompok Masyarakat Pengawas Petrando. Hal ini dikarenakan akan muncul beberapa tanaman pengganggu setelah aktivitas penanaman. 

"Selain itu, kita juga melakukan pemeriksaan terhadap kondisi mangrove, untuk mengetahui apakah mangrove masih hidup, kondisi baik, buruk atau sudah mati," katanya. 

Saat keadaan pasang, sulit untuk melihat bibit mangrove yang sudah ditanam. Namun, di pagi hari, ketika nanti air laut mulai surut baru akan terlihat batang batang mangrove yang sudah ditanam.

Samsul juga mengungkapkan terima kasihnya kepada PLN karena dengan penanaman 10000 bibit mangrove ini, manfaatnya sangat dirasakan oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan mangrove merupakan habitat beragam hewan laut dan sumber makanan bagi berbagai jenis ikan, kerang dan beberapa biota di dalam laut. 

"Apabila ekosistem mangrove terjaga, maka ekosistem di bawah laut pun juga akan dapat berkembang," katanya. 

Sementara itu Manager PLN UP3B Mataram William Randa Kasoa menga, bahwa pemantauan terhadap perkembangan mangrove yang telah ditanam oleh PLN harus dilakukan untuk memastikan program tersebut berhasil dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat di Sambelia, Lombok Timur. 

“Salah satu bentuk kontribusi PLN dalam menjaga kelestarian alam adalah dengan penanaman mangrove. Tak hanya menanam, tapi wajib kita jaga untuk keberlangsungan hidup dari ekosistem mangrove," katanya. 

Di tahun ini,  PLN UP3B Mataram juga telah merencanakan kegiatan transplantasi terumbu karang di area Gili Petagan, Gili Kondo dan juga Gili Bidara. Selain untuk  memperbaiki ekosistem dan menjaga kelestarian alam bawah laut.

"Tentunya rehabilitasi terumbu karang ini dapat menambah hasil tangkapan nelayan dalam jangka pendek," katanya.