900 AYAM LOMBOK TENGAH MATI AKIBAT FLU BURUNG

id

     Mataram, 13/10 (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, mengklaim sedikitnya 900 ekor ayam peliharaan masyarakat mati akibat terserang virus flu burung atau Avian Influenza, sejak sepekan terakhir ini.

     Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lombok Tengah Ir Ibrahim, di Mataram, Kamis, mengatakan, hampir seribu ekor ayam yang mati mendadak itu, sekitar 400 ekor di Kelurahan Semayan, Kecamatan Praya, dan sedikitnya 500 ekor di Desa Pringgarata, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah.

     "Hasil uji cepat baik di laboratorium maupun di lapangan, memang ada indikasi virus flu burung, sehingga penanganannya sesuai prosedur tetap flu burung," ujarnya di sela-sela puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) XXXI Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dipusatkan di Kantor Gubernur NTB.

     Ibrahim mengatakan, meskipun sudah memiliki indikasi penyebaran virus H5N1 di dua lokasi dalam wilayah Kabupaten Lombok Tengah, pihaknya tetap mengirim sampel darah ayam yang mati mendadak itu ke Laboratorium Kesehatan Hewan di Denpasar, Bali.

     Pemkab Lombok Tengah mengirim enam sampel darah ayam yang mati di dua loaksi penyebaran virus flu burung itu, guna memperkuat hasil uji cepat yang dilakukan tim daerah.

     "Harapan kami, hasil uji laboratorium di Denpasar itu segera disampaikan ke daerah agar tidak ada lagi keraguan dan penanganannya lebih ditingkatkan," ujarnya.

     Menurut Ibrahim, setelah mengetahui adanya indikasi penyebaran virus flu burung itu, Pemkab Lombok Tengah langsung membentuk tim khusus guna menangani permasalahan tersebut.

     Tim itu telah mengisolasi lokasi yang terindikasi tertular virus H5N1 itu, sekaligus penyemprotan disinfentan, dan vaksinasi ternak yang sehat.

     "Kami juga berupaya menjauhkan ternak peliharaan dari kedua lokasi itu, dan memperketat ternak unggas yang masuk ke wilayah Kabupaten Lombok Tengah," ujarnya.

     Seperti diketahui, flu burung yang disebabkan oleh virus H5N1 pertama kali menyerang manusia di Hongkong pada tahun 1997 dan kini telah melanda berbagai negara di Asia termasuk Indonesia.

     Khusus di wilayah NTB, kasus flu burung pada unggas ditemukan pertama kali pada bulan Juni 2004 sebanyak tiga kasus dan meningkat menjadi empat kasus di tahun 2005 dan enam kasus di tahun 2006 serta dua kasus di tahun 2007.

     Meskipun belum ditemukan kasus flu burung pada manusia di wilayah NTB, namun pemerintah dan masyarakat mewaspadainya karena sudah ditemukan kasus flu burung pada manusia di Provinsi Bali sebagai tetangga terdekat. (*)