Minyak naik, sanksi baru Iran picu banyak kekhawatiran pasokan

id minyak berjangka,minyak Brent,minyak WTI,bunga Fed,pasokan ketat,sanksi Iran

Minyak naik, sanksi baru Iran picu banyak kekhawatiran pasokan

Minyak berjangka naik sekitar dua persen pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB, 28/02/2019), setelah persediaan minyak mentah AS secara tak terduga anjlok (REUTERS) (REUTERS/)

New York (ANTARA) - Harga minyak naik pada penutupan Kamis (Jumat pagi WIB), dalam perdagangan yang kacau balau setelah Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap Iran, dan ketika pasar energi tetap fokus pada kekhawatiran pasokan yang telah membuat harga melonjak tahun ini.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus menetap di 119,81 dolar AS per barel, terangkat 1,30 dolar AS atau 1,1 persen. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli berakhir menguat 2,27 dolar AS atau 2,0 persen menjadi 117,58 dolar AS per barel.

"Banyak dari itu hanya masalah pasokan dan itu harus diselesaikan," kata Eli Tesfaye, ahli strategi pasar senior di RJO Futures. "Saat ini tidak ada perlambatan permintaan global sehingga aksi jual apa pun akan dilihat sebagai peluang dan itulah yang benar-benar kita lihat hari ini."

Badan Energi Internasional (IEA)  memperkirakan permintaan akan meningkat lebih lanjut pada tahun 2023, tumbuh lebih dari 2,0 persen ke rekor 101,6 juta barel per hari. Optimisme bahwa permintaan minyak China akan pulih karena pelonggaran pembatasan COVID-19 juga mendukung harga.

Baca juga: Harga minyak dunia turun di tengah kekhawatiran adanya permintaan
Baca juga: Ditengah ketidakpastian permintaan global, harga minyak bervariasi


Selain itu, produksi minyak Libya telah turun menjadi 100.000-150.000 barel per hari, sebagian kecil dari 1,2 juta barel per hari yang terlihat tahun lalu, dan para analis tetap khawatir bahwa negara itu dapat memiliki masalah berkelanjutan dalam pengiriman minyak di tengah kerusuhan.