NIE BANGUN PLTM 3,5 MW DI SEMBALUN

id

Mataram, 19/1 (ANTARA) - PT. Nusantara Indo Energi (NIE) segera membangun dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) berkapasitas 3,98 MW di Dusun Bilok Petung, Desa Sajang Utara, Lombok Timur dengan memanfaatkan air terjun Kokok (sunagi) Putih.

Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) NTB, Jalal di Mataram, Rabu, mengatakan, pelaksanaan pembangunan fisik PLTM dimulai tahun 2009 dan izin pembangunannya dari gubernur sudah keluar, tinggal menunggu proses penyelesaian izin usaha listrik dari Ditjen Listrik dan Pengembangan Energi (LPE) Departemen Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Energi listrik yang dihasilkan PT. NIE akan dijual ke PLN Wilayah NTB dan kini mengenai harga jual sudah disepakati, jadi pembangunan PLTMH tersebut tinggal menunggu izin dari Ditjen LPE, Departemen ESDM," katanya.

Ia mengatakan, menurut hasil studi pembangkit listrik tersebut layak dibangun di lokasi tersebut karena debit air yang dibutuhkan lebih dari cukup dan tidak akan berkurang pada saat musim kemarau, karena bersumber dari Danau Segara Anak di Gunung Rinjani.

Kalau semua proses berjalan lancar, maka menurut rencana paling lambat pertengahan 2009 PLTM tersebut sudah mulai dibangun dan awal tahun 2010 mulai beroperasi.

"Saya sudah mempermalumkan agar pembangunan PLTM tersebut tidak sampai merusak potensi air terjun, karena merupakan salah satu objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan domestik maunpun mancanegara," kata Jalal.

Dia mengatakan, rencana pembangunan PLTM dengan memanfaatkan Kokok Putih tersebut telah dibicarakan dengan Pemkab Lombok Timur dan Pemkab Lombok Utara (KLU) terutama menyangkut penggunaan air.

Menurut dia, selama ini air dari Kokok Putih tersebut belum dimanfatkan secara maksimal termasuk untuk irigasi, air sungai tersebut lebih banyak mengalir ke laut.

Namun, kata Jalal, mungkin Pemkab Lombok Timur dan Lombok Utara ada program memanfaatkan air, karena itu masalah ini akan dibicarkan terlebih dahulu dengan dua kabupaten tersebut.

"Pertimbangan dari Pemprov NTB untuk mengeluarkan izin pembangunan PLTM itu adalah masalah pemanfaatan air, lingkungan, dan penggunaan Kokok Putih, makanya masalah ini akan dibicarakan dengan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda), mudah-mudahan tidak ada masalah," katanya.

Sebelumnya Divisi PLTM PT. Nusanatar Indo Energi Ketut Oka Surasa mengatakan, energi listrik yang dihasilkan relatif murah dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), namun investasi awal untuk pembangunan pembangkit lebih tinggi.

"Investasi awal yang dibutuhkan untuk pembangunan PLTM mencapai Rp6 juta dolar AS, namun biaya roduksi lebih murah sehingga kami menawarkan tarif Rp800 per KWH kepada PLN, ini berarti bisa sedikit kerugian dari penggunaan PLTD selama ini," ujarnya.

Oka mengatakan, pembangunan PLTM tersebut dilaksanakan Maret 2009, jika pembicaraan dengan PLN berjalan mulus terutama mengenai tarif yang ditawarkan bisa diterima.(*)