Industri migas harus siasati tantangan peningkatan produksi

id IATMI,industri hulu migas,target produksi migas

Industri migas harus siasati tantangan peningkatan produksi

Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji saat berbicara pada acara International Virtual Conference 2022 IATMI (Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia), Sabtu (25/6/2022). ANTARA/HO-IATMI.

Jakarta (ANTARA) - Industri migas Indonesia saat ini memiliki tantangan untuk meningkatkan produksi dan di saat bersamaan harus mempersiapkan diri menuju net zero emission (emisi nol bersih), sehingga untuk menyiasati tantangan tersebut harus melalui peningkatan kualitas industri hulu migas secara konsisten.

"Ini menjadi benang merah dari International Virtual Conference 2022 yang mengangkat tema Bringing Indonesia’s Oil and Gas Industry to World Class Level yang digelar Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) pada akhir pekan lalu," kata Ketua IATMI International Virtual Conference (IVC) 2022, I Putu Gede Putra Arcana di Jakarta, Rabu.

Peningkatan kualitas industri bisa dilakukan melalui beberapa upaya seperti penyusunan regulasi yang dapat mengakselerasi proses bisnis di industri migas, kolaborasi strategis antar stakeholders dan peningkatan kompetensi SDM melalui proses reskilling agar dapat beradaptasi dengan kebutuhan industri saat ini dan akan datang.

“Dalam IVC 2022 juga menyebutkan bahwa peningkatan kualitas industri migas ke level global tidak hanya membutuhkan talenta terbaik, tapi juga organisasi dan proses pengelolaan yang terbaik. Dengan ekosistem industri yang mendunia, perusahaan nasional diharapkan dapat lebih mudah berbisnis di level global sebagai upaya untuk mengamankan ketahanan energi nasional dan menambah devisa untuk Indonesia," ujar Putra Arcana dalam keterangan tertulisnya memaparkan hasil dari IATMI IVC 2022.

IATMI IVC yang diadakan secara daring pada Sabtu (25/6/2022), bertujuan untuk mendiskusikan strategi yang dapat diterapkan oleh stakeholders di industri migas untuk meningkatkan kualitas pengelolaannya sehingga dapat mengatasi tantangan industri ini. Acara menghadirkan tiga narasumber yaitu dari Dirjen Migas Tutuka Ariadji, Direktur SDM dan Penunjang Bisnis Pertamina Hulu Energi (PHE) Oto Gurnita, serta Stefanie Khaw sebagai Principal at Boston Consulting Group dipandu oleh Henricus Herwin yang merupakan VP Upstream Business Development PHE. Acara ini juga diikuti oleh sejumlah diaspora profesional migas Indonesia di Qatar, Norwegia, Amerika Serikat, Arab Saudi, dan Oman.

Baca juga: Dorong pengembangan gas bumi, pemerintah targetkan 12 miliar kaki kubik per hari