Quartararo merasa perburuan gelar MotoGP "mulai dari awal"

id motogp,fabio quartararo,grand prix australia,francesco bagnaia

Quartararo merasa perburuan gelar MotoGP "mulai dari awal"

Pebalap tim Yamaha Fabio Quartararo dan pebalap tim Ducati Francesco Bagnaia menjalani sesi latihan ketiga Grand Prix Thailand, Sirkuit Internasional Chang, Buriram. (1/10/2022) (AFP/MANAN VATSYAYANA)

Jakarta (ANTARA) - Juara bertahan Fabio Quartararo menegaskan diri tetap tenang dan tak terpengaruh rangkaian penampilan buruk bersama Yamaha sehingga perebutan titel musim ini masih terbuka lebar. Pebalap Prancis itu mengumpulkan hanya delapan poin dari tiga balapan terakhir ketika rival utamanya, Francesco Bagnaia dari tim Ducati, semakin mendekat dengan jarak dua poin saja dari sang pemuncak klasemen dengan tiga balapan tersisa.


Tiba di Australia setelah 17 balapan, lima pebalap teratas dalam klasemen dipisahkan 40 poin saja, dengan 75 poin maksimal diperebutkan hingga akhir musim. Quartararo finis P17 di luar zona poin saat balapan basah di Thailand dua pekan lalu dan kecewa sampai menolak berbicara kepada media seusai balapan.

Pada sesi jumpa pers pralomba di Phillip Island, Australia, Kamis, Quartararo lantas meminta maaf kepada awak media dan menjelaskan apa yang terjadi di Thailand. "Saya membuat keputusan untuk tidak bicara ke media, saya meminta maaf kepada semua orang yang ada kala itu di Thailand," kata Quartararo yang tak bisa berkata-kata seusai balapan di Buriram.

Di Thailand, Quartararo mengungkapkan dia dan timnya melakukan kesalahan sedari awal dengan menggunakan tekanan ban yang tinggi untuk balapan, sehingga mempengaruhi performanya ketika menikung di balapan.

Mendapati Bagnaia finis ketiga di Buriram, Quartararo dan sang rival sepakat bahwa perburuan gelar juara dunia musim ini seperti mulai dari awal lagi. "Saya rasa kami harus memikirkan tentang kejuaraan ini. Tapi sebenarnya, saya ingin fokus dari satu balapan ke balapan lainnya, karena pada akhirnya sekarang ini seperti awal dari kejuaraan," kata dia

"Poin kami nyaris sama dengan Pecco tapi saya tidak hanya mewaspadai Pecco. Tentunya Aleix juga di sana, Jack dan Enea... Jadi kami berlima dengan tidak banyak jarak poin." "Tiga teratas sedikit lebih ketat, tapi saya rasa kami harus memikirkan setiap balapan, dan saya rasa ini bisa menjadi hal baik baik kami."

Setelah menjadi penantang gelar musim 2020 dan menjadi juara dunia pada 2021, Quartararo mengatakan pengalaman berharga dari dua tahun tersebut turut membantunya mengatasi tekanan menuju seri-seri penutup musim.

"Mendapat gelar pada tahun lalu memberi saya kepercayaan diri yang besar dan pengalaman yang lebih banyak," kata dia. "Tentunya pengalaman dari dua tahun sebelumnya telah sangat membantu saya untuk tetap tenang dalam situasi ini."

Bagnaia yang meraup 36 poin dari tiga balapan terakhir, sepakat apabila perburuan gelar terasa seperti mulai dari awal. "Seperti yang dikatakan Fabio, kami seperti baru saja memulai kejuaraan dan kami memiliki lima pebalap yang memiliki peluang memenangi gelar," kata Bagnaia.

Baca juga: Statistik ajang Grand Prix MotoGP Australia
Baca juga: Perburuan gelar MotoGP semakin ketat


"Tentunya, saya dan Fabio memiliki lebih banyak peluang, tapi yang lain juga tidak jauh di belakang dan kami tahu tahun ini semuanya bisa berubah. Tapi saya rasa potensinya sangat tinggi, kami berada dalam momen yang baik dan kami harus menggunakannya."

Quartararo masih menduduki puncak klasemen, tapi Bagnaia kini berjarak hanya dua poin dari pebalap Yamaha itu. Pebalap Aprilia Aleix Espargaro berjarak 20 poin di tempat ketiga, diikuti Enea Bastianini dari tim Gresini (39) dan Jack Miller dari Ducati (40).