Mataram, 26/7 (ANTARA) - Empat perguruan tinggi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang memiliki jurusan/program studi Teknologi Informatika dan Komunikasi (TIK), telah menghasilkan sebanyak 2.656 orang Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis TIK.
"Jumlah itu dihasilkan empat perguruan tinggi di NTB sampai tahun ini," kata Wakil Gubernur (Wagub) NTB H Badrul Munir, pada seminar nasional pengembangan daya saing daerah berbasis TIK, di Mataram, Kamis.
Empat perguruan tinggi di NTB yang memiliki jurusan/program studi TIK yakni Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Bumigora Mataram, Akademi Manajemen Informatika dan Komunikasi (Amikom) Mataram, STMIK Syekh Zainuddin NW, dan STMIK Lombok Praya.
Keempat perguruan tinggi itu, kini sedang membelajarkan sebanyak 4.709 orang mahasiswa, terdiri dari 2.559 orang jenjang Strata Satu (S1) TI, 735 orang S1 SI, 65 orang Diploma Tiga (D3) AK, 783 orang D3 MI, dan 567 orang D3 TI/TK.
Mahasiswa TIK terbanyak di STIMK Bumigora yang mencapai 1.168 orang jenjang S1 Teknologi Informatika (TI) dan 231 orang jenjang D2 Manajemen Informatika (MI) dan 240 orang jenjang D3 TI/TIK.
"Para SDM lulusan TIK itu berkontribusi dalam pembangunan, terutama di sektor pemerintahan, industri/usaha, dan sektor pendidikan," ujar Badrul.
Pada kesempatan itu, Badrul mengajak semua pihak untuk terus meningkatkan SDM bidang TIK agar selalu mencukupi kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan daerah pada setiap tahun anggaran.
SDM TIK yang mumpuni akan memudahkan penerapan teknologi e-government atau layanan pemerintahan berbasis internet, guna meningkatkan daya saing bangsa dan daerah.
Perkembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemerintahan (e-government), sudah begitu pesat dan menjadi sangat strategis.
E-goverment membuat layanan pemerintah daerah menjadi transparan dan melenyapkan hambatan birokrasi, sekaligus mengajak masyarakat masuk ke dalam dunia informasi.
"Tapi dalam hal ini, bukan hanya untuk meningkatkan daya saing (competitivenes) bangsa atau daerah, tetapi juga sebagai alat agar bangsa atau daerah mampu berkesinambungan menghadapi persaingan dan perubahan global," ujarnya. (*)