Terapkan pola hidup produktif dan sehat untuk cegah stroke

id kemnkes,hari stroke sedunia 2022,stroke,jantung,pola hidup sehat

Terapkan pola hidup produktif dan sehat untuk cegah stroke

Tangkapan layar Direktur P2PTM Kemenkes Eva Susanti dalam Temu Media Hari Stroke Sedunia 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (25/10/2022). ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat menerapkan pola hidup yang produktif dan sehat agar terhindar dari stroke mengingat  perkembangan penyakit itu secara global cukup memprihatinkan.
 

"Situasi penderita stroke secara global sangat memprihatinkan, sebab satu dari empat orang di dunia akan mengalami stroke," kata Direktur P2PTM Kemenkes Eva Susanti dalam Temu Media Hari Stroke Sedunia 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Eva menuturkan kasus stroke baru diduga ada sekitar 13,7 juta per tahun, dengan jumlah penyintas stroke di seluruh dunia mencapai 80 juta. Stroke juga membuat dunia kehilangan 116 juta tahun produktif dan sudah ada sebanyak 116 juta orang meninggal karena stroke menurut data milik World Stroke Organization.

Dengan data tersebut, masyarakat Indonesia diharapkan dapat berkaca dan menyadari pentingnya hidup sehat dengan memperbanyak makanan bergizi, menjauhi perilaku buruk seperti merokok dan minum minuman beralkohol dan rajin berolah raga.

Sebab di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2018, sebanyak 33,5 persen penduduk kurang melakukan aktivitas fisik. Sedangkan satu dari lima kasus stroke yang ditemukan di dunia terjadi akibat obesitas “Kurangnya aktivitas fisik akibat dari masih tinggi konsumsi gula, garam, lemak tentu akan menyebabkan badannya semakin besar. Ini akan memacu peningkatan obesitas,” katanya.

Kemudian 95,5 persen penduduk yang berusia lebih dari 10 tahun di Indonesia juga ditemukan kurang mengkonsumsi buah dan sayur. Hal ini perlu menjadi perhatian karena satu dari empat kasus stroke di dunia terjadi akibat kurang mengkonsumsi dua hal tersebut.

Eva melanjutkan satu dari 10 kasus stroke di dunia berhubungan dengan merokok. Mirisnya, 29,3 persen penduduk di atas usia 15 tahun ditemukan merokok, dengan 9,1 di antaranya merupakan remaja yang saat ini menjadi bonus demografi bagi Indonesia.

Hal lain yang harus dihentikan adalah kenyataan bahwa satu juta kasus stroke di dunia berhubungan dengan konsumsi alkohol yang berlebihan. Sementara 3,3 persen penduduk di atas usia 10 tahun di Indonesia sudah meminum alkohol.

Baca juga: Kelebihan konsumsi GGL sebabkan kardiovaskuler & stroke
Baca juga: Antar kerabat terapi stroke, guru honorer ditemukan meninggal di Pantai Labuhan Haji Lotim

Dengan demikian, Eva mengatakan sudah saatnya seluruh masyarakat bersama pemerintah aktif untuk melakukan aktivitas fisik minimal dengan olahraga ringan 30 menit sehari. Hal itu dapat diperkuat dengan memakan buah dan sayur serta memperhatikan gizi seimbang dengan metode ‘isi piringku’ guna mencegah terjadinya kejadian stroke lebih meningkat.

“Kemudian sembilan persen kasus stroke terjadi karena irama jantung yang tidak teratur. Sementara kita lihat kondisi di Indonesia 1,5 persen penduduk yang menderita penyakit jantung, jadi ini yang harus kita upayakan,” katanya.