Disdik Mataram bimtek pencegahan kekerasan seksual di sekolah

id disdik,mataram,psikolog

Disdik Mataram bimtek pencegahan kekerasan seksual di sekolah

 Ilustrasi: Kegiatan peningkatan iman dan takwa di salah satu sekolah di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya tindak kekerasan seksual di lingkungan sekolah. (Foto: ANTARA/HO)

Mataram (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat memberikan bimbingan teknis (bimtek) kepada kepala sekolah tingkat SD dan SMP guna mengantisipasi kasus kekerasan seksual di lingkungan sekolah.

"Ini bertujuan untuk membangkitkan semangat para guru, lembaga pendidikan, serta pihak lainnya dalam mengatasi kekerasan seksual di lingkungan sekolah demi masa depan generasi penerus bangsa yang lebih baik," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Mataram Yusuf Zain di Mataram, Selasa.

Pernyataan itu disampaikan setelah terjadinya kasus kekerasan seksual pencabulan terhadap seorang siswi kelas VI oleh salah seorang guru agama yang masih berstatus honorer di salah satu sekolah dasar (SD) di Kota Mataram, pada awal November 2022.

Menurutnya, kasus kekerasan seksual tersebut merupakan kasus pertama sejak dirinya dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram pada awal Agustus 2022. "Insya Allah, ini akan menjadi kasus pertama dan terakhir. Karena itu kita telah menyiapkan beberapa program sebagai langkah pencegahan," katanya.

Langkah pencegahan yang dilakukan untuk antisipasi tindakan kekerasan seksual di lingkungan sekolah salah satunya melalui program kegiatan peningkatan iman dan takwa (imtak). "Kegiatan imtak dilaksanakan setiap hari Jumat, di semua sekolah tingkat SD, dan SMP/sederajat, dengan berbagai kegiatan keagamaan," katanya.

Menurutnya, kegiatan imtak setiap Hari Jumat itu dilaksanakan sebelum jam pelajaran di mulai. Semua pelajar baik Muslim maupun non Muslim, melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan sesuai kepercayaan masing-masing.

Bagi siswa yang Muslim, misalnya, melaksanakan kegiatan zikir dan doa, membaca Al Quran, dan penyampaian tausyiah. "Harapannya, kegiatan ini bisa membentengi pelajar dan guru agar tidak melakukan tindakan-tindakan negatif termasuk kekerasan seksual," katanya.

Baca juga: Disdik meminta sekolah perketat prokes COVID-19 antisipasi XBB
Baca juga: Disdik meningkatkan peran guru BK antisipasi kasus perundungan


Di sisi lain, lanjut Yusuf, terkait kondisi terkini terhadap proses belajar mengajar di sekolah yang menjadi lokasi kasus kekerasan seksual sudah mulai normal kembali. Bahkan para siswa yang sebelumnya takut masuk sekolah setiap hari Senin karena trauma kejadian yang menimpa temannya hari Senin, kini sudah kembali normal. "Alhamdulillah, anak-anak sudah masuk kembali secara normal termasuk korban dan tidak ada siswa di sekolah itu pindah sekolah setelah kejadian tersebut," katanya.

Sebelumnya, untuk menghilangkan trauma anak-anak di lingkungan sekolah tersebut, Disdik bekerja sama dengan tim dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Mataram serta pihak terkait lainnya untuk memberikan pendampingan. "Tim DP3A bahkan menurunkan psikolog untuk mendampingi anak-anak agar tidak trauma. Semoga kasus ini tidak terjadi lagi," katanya.