DUBES NEGARA TIMUR TENGAH HADIRI SEMINAR DI LOMBOK

id

     Mataram, 23/3 (Antara) - Tiga Duta Besar (Dubes) dan Wakil Dubes negara-negara Timur Tengah untuk Indonesia, menghadiri seminar internasional yang digelar Forum Dosen Perguruan Tinggi (FDPT) NTB di Pulau Lombok, Sabtu.

     Ketiga dubes/wakil dubes itu yakni Dubes Sudan Abdul Al Rahim As Sidiq, Wakil Dubes Mesir Muhammad Azzari, dan Wakil Dubes Arab Saudi Abdullah Abdurrahman Asydiqih.

     Seminar internasional bertema NTB dan Visi Menuju Kampus Kelas Dunia itu digelar di Gerung, ibukota Kabupaten Lombok Barat.

     Seminar itu dipadukan dengan penganugerahan Golden Awards bidang pendidikan, dan peresmian koperasi FDPT NTB.

     Serangkaian kegiatan bidang pendidikan itu dihadiri Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi, dan para bupati/wali kota di Pulau Lombok, serta para dosen dari berbagai perguruan tinggi di Pulau Lombok.

     Dubes Sudan Abdul Al Rahim As Sidiq yang ditemui di sela-sela seminar internasional itu mengatakan, pihaknya berniat menggali potensi kerja sama bidang pendidikan dengan Pemerintah Provinsi NTB.

     "Kami lihat potensi di sini (NTB), mungkin ada yang dapat langsung dikerjasamakan dengan pihak-pihak terkait," ujarnya.

     Sementara Wakil Dubes Mesir Muhammad Azzari mengatakan, NTB yang penduduknya mayoritas penganut agama Islam itu patut memiliki universitas handal, dan ada kemungkinan Pemerintah Mesir mendirikan kampus di NTB.

     "Seperti yang sudah ada di Makasar, Sulawesi Selatan. Di sini (NTB) mungkin saja ada kampus yang kami (Pemerintah Mesir) dirikan," ujarnya.

     Sedangkan Wakil Dubes Arab Saudi Abdullah Abdurrahman Asydiqih mengatakan, kerja sama apa pun di bidang pendidikan dimungkinkan, karena hal itu bertujuan meningkatkan kualitas penduduk dunia, terutama di negara mayoritas penduduknya beragam Islam.

      Bahkan, Wakil Dubes Arab Saudi itu sangat ingin langsung menyepakati bentuk kerja sama bidang pendidikan dengan Pemprov NTB.

      "Ada banyak ruang kerja sama, mungkin bangun kampus, bea siswa atau kerja sama bidang pendidikan lainnya. Mungkin nanti ada yang bisa langsung disepakati," ujarnya. (*)