Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), melakukan pelatihan terhadap 35 petugas pengolah sampah yang akan ditugaskan di Tempat Pengolahan Sampah (TPST) modern Sandubaya.
Kepala Bidang (Kabid) Persampahan DLH Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Kamis, mengatakan sebanyak 35 petugas tersebut merupakan petugas baru yang direkrut dan dilatih ketika TPST modern Sandubaya mulai beroperasi pada akhir Mei 2024.
"Jadi begitu TPST modern Sandubaya mulai beroperasi, mereka sudah siap kerja. Tidak lagi tahap belajar," katanya.
Menurutnya, jumlah personel yang akan menangani sampah di TPST Sandubaya sebanyak 51 orang dan 16 orang diantaranya merupakan petugas lama, sedangkan 35 orang petugas baru.
Karena itu 35 petugas baru itu saat ini sedang mengikuti pelatihan dasar terkait dengan pengolahan sampah di Mataram Maggot Center (MMC) Kebon Talo Ampenan selama satu bulan.
Pelatihan yang diberikan antara lain terkait dengan dasar-dasar penanganan sampah, seperti memilah sampah sesuai jenis yakni sampah organik dan anorganik, serta hal paling dasar yang harus dipelajari petugas adalah membiasakan atau melatih diri dengan bau.
"Karena kita akan bergelut dengan sampah," katanya.
Setelah itu, kata dia, barulah petugas belajar tentang jenis-jenis sampah yang dipilah, proses pembuatan pakan maggot, serta tata cara pengembangan dan budi daya maggot.
Pasalnya jumlah biopond atau kotak budi daya maggot yang akan disiapkan di TPST Sanbudaya sekitar 6.900 kotak, sementara di MMC terdapat 15.000 kotak dengan ukuran 2x1 meter.
Dengan kapasitas sampah yang masuk per hari sekitar 46 ton dan 60 persen atau sekitar 37 ton sampah organik, maka dinilai cukup berat untuk memelihara maggot.
"Karena itulah dalam hal ini petugas membutuhkan keterampilan khusus untuk memenuhi kebutuhan pakan (bubur) maggot dari sampah organik," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram menyiapkan lahan TPST Sekarbela
Baca juga: Pembangunan TPST modern Mataram capai 80 persen
Apalagi, lanjutnya, permintaan maggot yang kini digunakan sebagai pakan ikan dan unggas dari pembudidaya ikan air tawar maupun unggas cukup tinggi, dengan kebutuhan satu pembudidaya minimal 50 kilogram per hari.
"Untuk harga, maggot basah dijual Rp6.000 per kilogram. Ini tentu bisa jadi potensi pendapatan daerah dari sampah," katanya.
Berita Terkait
DLH Mataram mengalihkan mesin olah sampah di TPST Sandubaya ke TPS
Selasa, 18 Juni 2024 16:35
DLH olah limbah kayu di Mataram jadi bahan bakar alternatif
Senin, 17 Juni 2024 16:13
DLH Mataram-rumah makan menyiapkan kerja sama olah sampah sisa makanan
Senin, 16 Oktober 2023 16:17
DLH targetkan 50 kelurahan olah sampah lewat budi daya maggot
Senin, 6 Maret 2023 21:51
DLH Mataram akan olah sampah menjadi energi listrik
Selasa, 9 November 2021 16:47
TPST Sandubaya Mataram dilirik investor menjadi tempat buat biji plastik
Kamis, 3 Oktober 2024 13:55
Mataram dapat bantuan Rp17 miliar untuk TPST Kebon Talo
Senin, 30 September 2024 16:27
Kementerian PUPR survei lokasi pembangunan TPST Mataram
Selasa, 24 September 2024 10:13