Bandarlampung (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandarlampung terus berupaya meningkatkan ekspor komoditas lada hitam asal Provinsi Lampung dari tahun sebelumnya yang mencapai 13.898,037 ton.
"Kami akan mendorong ekspor lada biji hitam dari Lampung terus meningkat dari tahun 2022 yang mencapai 13.898,037 ton berdasarkan data IQFAST (Indonesia Quarantine Full Automation System) Badan Karantina Pertanian (Barantan)," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandarlampung Donni Muksydayan, di Bandarlampung, Jumat.
Dia mengatakan bahwa dengan jumlah ekspor sebesar itu pada tahun 2022, nilai yang didapatkan berjumlah Rp7,68 triliun dengan frekuensi pengiriman sebanyak 611 kali. "Dengan meningkatkan volume ekspor lada hitam tentu hal tersebut juga akan mempengaruhi pendapatan petani lada hitam di Lampung," kata dia.
Ia mengatakan bahwa pada awal tahun ini, Karantina Pertanian telah melakukan pengecekan terhadap komoditas lada hitam yang akan diekspor ke China. "Awal tahun sudah ada 100 ton biji lada hitam yang hendak diekspor ke China. Kami sedang lakukan pemeriksaan secara fisik untuk mengetahui kesesuaian antara barang dan dokumen perjalanannya," kata dia lagi.
Baca juga: Bogor bergabung MUFPP perkuat strategi kembangkan pangan
Baca juga: Dinas Pertanian Lombok Tengah mengembangkan sorgum di lahan kering
Menurutnya, pengecekan tersebut guna melihat kesesuaian lada hitam yang akan diekspor dengan dokumen pengajuannya yang telah diinput melalui Permohonan Pemeriksaan Karantina (PPK) online.
"Selain secara fisik, pemeriksaan juga dilakukan dengan pengujian laboratorium sebagai pemenuhan persyaratan dari negara tujuan. Jika seluruh syarat pemeriksaan dan dokumen lengkap, lada hitam itu sudah siap diekspor," kata dia pula.