Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, dr Diah Vedaswari mengatakan, untuk pasien yang terkena bahaya chiki ngibul hingga saat ini masih nihil atau belum ada yang ditemukan maupun yang di rawat di rumah sakit.
"Untuk di Lombok Tengah sendiri belum ada kasusnya," katanya di Praya, Kamis.
Ia mengatakan, saat ini chiki ngebul sedang menjadi perbincangan hangat di masyarakat terkait adanya beberapa anak di Tasikmalaya mendapat perawatan di Rumah Sakit, setelah mengkonsumsi chiki ngebul.
"Jadi chiki ngebul adalah snack yang diberi nitrogen cair agar mengeluarkan asap saat dikonsumsi," katanya.
Ia mengatakan, nitrogen cair yang dihasilkan tersebut dapat berbahaya kesehatan jika dikonsumsi, karena bisa menyebabkan radang dingin atau luka bakar pada kulit atau mukosa mulut. Selain itu, asap chiki ngebul yang terhirup dapat menyebabkan kesulitan bernapas atau rasa terbakar di tenggorokan pada anak atau warga yang mengkonsumsi.
"Nitrogen cair yang dihirup bisa menyebabkan rasa terbakar di tenggorokan. Jika di konsumsi dapat membahayakan kesehatan," katanya.
Oleh karena itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat terutama orang tua agar mengawasi anak-anaknya saat membeli jajanan yaitu tidak berbahaya, aman dan menyehatkan.
"Pengawasan orang tua harus ditingkatkan, sebelum hal ini bisa merugikan kita sendiri dengan bahaya chiku ngebul," katanya.
Ia juga mengatakan, para penjual jajanan anak agar juga memperhatikan segi keselamatan, jangan hanya semata-mata berjualan untuk keuntungan saja, namun membahayakan konsumen terutama anak-anak.
"Intinya jangan jual makanan yang bisa membahayakan kesehatan," katanya.
Kasus chiki ngebul di Lombok Tengah nihil
Jika di konsumsi dapat membahayakan kesehatan