Jakarta (ANTARA) - PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel, sebagai anak usaha BUMN PT Telkom Indonesia (Persero), siap berfokus melakukan monetisasi (penguangan) aset dengan meningkatkan "tenancy ratio".
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko atau biasa disapa Teddy mengatakan, fokus Mitratel kini mulai bergerak untuk meningkatkan fundamental melalui monetisasi aset. “Kami yakin nilai perusahaan akan meningkat pesat di tahun 2023, yang didukung oleh kinerja finansial yang baik. Mitratel optimis dengan dominasi pasar yang kuat, Langkah ekspansi bisnis yang kami lakukan secara organik dan non organik akan berdampak pada kinerja finansial kami di tahun ini," ujar Teddy dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Mitratel sebagai Tower Provider Independen akan terus agresif melakukan monetisasi asetnya melalui order dari seluruh Mobile Network Operator (MNO) seiring ekspansi jaringan MNO termasuk di luar Jawa.
Peningkatan permintaan kolokasi dari MNO tentunya akan berdampak pada tumbuhnya Tenancy Ratio yang pada gilirannya meningkatkan profitabilitas perusahaan. Tenancy ratio merupakan jumlah total penyewaan yang dimiliki sebuah perusahaan menara telekomunikasi atau MNO di menaranya dibagi dengan jumlah total menara.
Anak usaha Telkom tersebut terus melakukan berbagai aksi korporasi untuk mendorong capaian kinerja yang positif di tahun 2023. Berbagai aksi korporasi yang telah dijalani oleh Mitratel baik secara organik maupun nonorganik pada tahun tahun sebelumnya, berhasil menjadikan Mitratel sebagai pemilik menara terbesar di Asia Tenggara dan dijuluki sebagai Raja Menara dengan jumlah kepemilikan menara lebih dari 35.000.
Walaupun menjadi perusahaan menara dengan jumlah terbesar, tenancy ratio Mitratel masih tertinggal dibandingkan kompetitor. Namun demikian saat ini Mitratel berhasil mencatatkan EBITDA Margin yang sejajar dengan kompetitor.
Dengan demikian, dalam jangka pendek sampai menengah kinerja Mitratel diharapkan sudah mampu untuk melampaui kompetitor. “Setelah Mitratel menjadi pemilik menara terbanyak di Asia Tenggara, kami terus berusaha menjaga agar fundamental perusahaan selalu terjaga dengan memiliki kinerja yang baik dan solid, serta tumbuh di atas rata-rata industri," kata Teddy.
Baca juga: Kemenkominfo perkuat digitalisasi desa wisata di NTT
Baca juga: XL Axiata bangun jaringan telekomunikasi IKN
Menurut dia, masih banyak peluang bisnis yang dapat dijalankan dan pastinya berpotensi memberikan keuntungan, sehingga bisnis ini dapat tumbuh berkelanjutan. "Kami akan fokus untuk memberikan solusi end-to-end bagi pelanggan kami dimana sebagai contoh saat ini Mitratel sudah menyiapkan layanan Fiber-to-the-Tower (FTTT), Energy-as-a-Service (EaaS), dan layanan berbasis satelit, hal ini sulit direplikasi oleh kompetitor lainnya," ujarnya.
Teddy meyakini yakin bisnis infrastruktur telekomunikasi masih terus tumbuh dan berkembang serta menjanjikan bagi para investor. Para investor dapat melihat dan mempertimbangkan statistik yang terkait dengan bisnis menara ini di Mitratel, seperti banyaknya jumlah menara, pertumbuhan pendapatan dan tingkat keuntungan yang signifikan, sehingga dapat membuat keputusan yang tepat saat melakukan investasi.
"Tidak sulit untuk membayangkan pertumbuhan kapitalisasi pasar Mitratel ke depan, dimana saat ini masuk 30 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar, ambisi kami masuk ke 20 besar atau bahkan 10 besar,” ujar Teddy.