Bank BTPN targetkan kredit tumbuh hingga 11 persen

id BTPN,Bank BTPN,kredit,NPL

Bank BTPN targetkan kredit tumbuh hingga 11 persen

Head of Digital Banking Bank BTPN Irwan Trisnabudi,Direktur Keuangan PT Bank BTPN Tbk (BTPN) Hanna Tantani, Direktur Kepatuhan Bank BTPN Dini Herdini, dan Direktur Utama Bank BTPN Henoch Munandar usai konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/2/2023). (ANTARA/Sanya Dinda)

Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) Henoch Munandar menargetkan kredit tumbuh sekitar 9 sampai 11 persen pada 2023. “Kami berharap bahwa permintaan kredit untuk tahun ini masih cukup deras,” katanya dalam Konferensi Pers terkait Kinerja Bank BTPN 2023 di Menara BTPN, Jakarta, Selasa.
 

Ia menyebut segmen kredit korporasi masih akan menjadi penopang pertumbuhan kredit di 2023, mengingat portofolio kredit Bank BTPN yang masih didominasi segmen tersebut. “Tetapi tahun ini kami mencanangkan pertumbuhan di semua sektor, tidak hanya korporasi, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah, serta penyaluran digital loan melalui Jenius,” imbuhnya.

Pertumbuhan kredit akan dijaga secara hati-hati dengan menjaga tingkat kredit macet atau non performing loan di bawah 1,7 hingga 1,5 persen. “Kami juga terus berupaya memupuk pencadangan kerugian sebagai suatu antisipasi dalam menjalankan bisnis bank secara pruden,” imbuhnya.

Baca juga: BTPN Syariah menggelar vaksinasi COVID-19 gratis di empat provinsi
Baca juga: BTPN Syariah melatih wanita buat masker di Mataram

Bank BTPN juga berusaha mempertahankan posisi pangsa pasar dana pensiun yang menjadi asal muasal BTPN, di tengah kemunculan pemain-pemain baru. “Kami sangat berharap bahwa bauran dari kebijakan pemerintah maupun Bank Indonesia bisa terus mengakselerasi pertumbuhan perekonomian nasional tahun ini, sehingga permintaan kredit dari segala segmen yang ada di masyarakat terus positif,” ucapnya.

Sepanjang 2022, Bank BTPN menyalurkan kredit hingga Rp146,12 triliun atau tumbuh 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 dengan nilai penyaluran kredit Rp135,60 triliun. Adapun rasio gross non-performing loan (NPL) berada di level 1,43 persen pada akhir 2022, turun dibandingkan dengan 1,58 persen pada periode yang sama tahun lalu.