Disdag Mataram menggelar operasi pasar murah telur stabilkan harga

id OPM,Telur,Mataram

Disdag Mataram menggelar operasi pasar murah telur stabilkan harga

Aktivitas pedagang telur di Pasar Kebon Roek Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat. (ANTARA/Nirkomala)

Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menggelar operasi pasar murah (OPM) khusus untuk telur guna menstabilkan harga sekaligus antisipasi terjadinya lonjakan harga dalam menyambut Perayaan "Lebaran Topat" pada Sabtu (29/4).

"Untuk kegiatan OPM ini, kami bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan petani binaan mereka sehingga harga telur bisa lebih murah atau di bawah harga pasar," kata Kepala Bidang Pengendalian Bahan Pokok dan Penting Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Jumat.

Dikatakan, berdasarkan hasil pantauan tim Disdag H-1 Lebaran Topat atau dikenal dengan "penampahan", terjadi kenaikan harga telur ayam ras yang harga normalnya Rp1.200-Rp1.500 per butir, kini menjadi Rp2.000 per butir.

"Sebenarnya, harga telur hari ini cenderung turun dibandingkan H-2 hingga H-1 Idul Fitri 1444 Hijriah, yang mencapai Rp2.500 per butir. Tapi harga hari ini Rp2.000 per butir tetap kita anggap tinggi karena di atas harga normal," katanya.

Terkait dengan itu, pihaknya bersama BI aktif melakukan OPM di empat pasar tradisional yakni di Pasar Mandalika, Sindu, Pagesangan, dan Pasar Kebon Roek.

"Di OPM harga telur dijual Rp48.000-Rp50.000 per 30 butir tergantung ukuran. OPM akan kita laksanakan sampai 30 April 2023, sambil kita melakukan pemantauan harga pasar," katanya.

Menurutnya, kenaikan harga telur itu murni terjadi karena pedagang mengejar momen Lebaran Topat sebab telur menjadi salah satu menu utama membuat opor yang akan disantap bersama urap serta makanan pendamping lainnya saat merayakan tradisi Lebaran Topat.