Penumpang Bandara Lombok meningkat 17 persen pada periode Lebaran 2023

id Bandara Lombok,Lebaran 2023,penumpang

Penumpang Bandara Lombok meningkat 17 persen pada periode Lebaran 2023

Penumpang di Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat (ANTARA/Humas Bandara Lombok)

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat peningkatan pergerakan penumpang sebesar 17 persen selama periode Lebaran 2023 dibanding periode yang sama Lebaran 2022.

General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Lombok, Rahmat Adil Indrawan saat menutup Posko Terpadu Angkutan Lebaran 2023 di Praya, Selasa, mengatakan, selama 18 hari pelaksanaan posko sejak 14 April 2023 hingga 1 Mei 2023, Bandara Lombok tercatat telah melayani sebanyak 121.339 pergerakan penumpang, sedangkan pada periode yang sama di 2022 hanya 103.898 pergerakan penumpang.

"Artinya ada peningkatan pergerakan penumpang sebesar 17 persen,” katanya.

Selain itu, Bandara Lombok juga mengalami peningkatan pada pergerakan pesawat dan kargo. Pergerakan pesawat meningkat sebesar 17 persen dari 986 pergerakan pesawat pada periode Lebaran tahun lalu menjadi 1.150 pergerakan pesawat di tahun ini. Sementara jumlah kargo naik sebesar 48 persen dari 385.807 kilogram menjadi 571.916 kilogram.

Puncak arus mudik Lebaran 2023 di Bandara Lombok terjadi pada Rabu, 19 April 2023, atau H-3 Idul Fitri 1444 Hijriah, dengan jumlah penumpang sebanyak 8.304 penumpang. Sementara arus balik terjadi pada Minggu, 30 April 2023 (H+7) dengan 8.173 penumpang.

“Peningkatan lalu lintas angkutan udara pada lebaran tahun ini tentunya menjadi kabar baik bagi kebangkitan industri penerbangan nasional setelah sempat terdampak pandemi COVID-19. Momentum pertumbuhan ini diharapkan akan semakin membawa dampak positif bagi perkembangan dan peningkatan perekonomian daerah maupun nasional,” katanya.

Ia mengatakan, jika dirinci berdasarkan rute, penumpang dari Lombok paling banyak menuju ke Jakarta (44 persen), kemudian Surabaya (36 persen), Bali (12 persen), Yogyakarta (6 persen), dan Kuala Lumpur (5 persen). Sementara tujuan ke Singapura hanya 2 persen, serta ke Bima dan Sumbawa masing-masing 1 persen.