Nasib kereta gantung Gunung Rinjani tidak jelas

id Kereta gantung di Gunung Rinjani,Kereta gantung gunung rinjani,Gunung rinjani,Kereta gantung,Pembangunan kereta gantung,Bapperinda

Nasib kereta gantung Gunung Rinjani tidak jelas

Wisata di kaki Gunung Rinjani, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat ANTARA/Akhyar

Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat menyatakan, proses kelanjutan pembangunan kereta gantung dari Desa Karang Sidemen menuju kawasan Gunung Rinjani hingga saat ini belum ada kejelasan setelah sebelumnya dilakukan groundbreaking Desember 2022.

"Progres kelanjutan pembangunan kereta gantung dari Lombok Tengah menuju kawasan Gunung Rinjani itu belum ada informasi sampai saat ini," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperinda) Lombok Tengah, Lalu Wiranata di Praya, Kamis.

Ia mengatakan, pihak investor bersama pemerintah provinsi NTB dan pemerintah daerah telah melakukan peletakan batu pertama pembangunan kereta gantung menuju kawasan Gunung Rinjani tersebut akhir 2022. Hanya saja sampai saat ini masih belum ada informasi terkait rencana kelanjutan pembangunan tersebut.

"Kita masih menunggu informasi dari pihak investor," katanya.

Keberadaan kereta gantung menuju kawasan Gunung Rinjani akan menjadi pendukung destinasi Sport Tourism dan meningkatkan kunjungan wisatawan di NTB umumnya.

"Kereta gantung ini menjadi alternatif bagi wisatawan yang tidak mampu mendaki untuk melihat keindahan Gunung Rinjani," katanya.

Ia menilai keberadaan kereta gantung itu tidak akan menghilangkan pekerjaan para porter yang ada di Kawasan Gunung Rinjani, karena telah memiliki pasar sendiri.

"Artinya bagi yang kuat mendaki akan menggunakan jasa porter dan bagi wisatawan yang tidak kuat bisa menggunakan kereta gantung," katanya.

Sebelumnya, Bupati Lombok Tengah, Nusa H Lalu Pathul Bahri mendukung rencana pembangunan kereta gantung menuju Gunung Rinjani di Desa Karang Sidmen, Kecamatan Batukliang Utara, karena dapat menggerakkan ekonomi masyarakat.

"Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di Lombok Tengah," katanya.

Ia mengatakan pembangunan kereta gantung tersebut dibangun oleh investor dari China dengan nilai proyek Rp 2,2 triliun, ditargetkan rampung pada 2025.

Keberadaan kereta gantung ini diharapkan bisa menjadi titik awal pergerakan ekonomi masyarakat di wilayah utara Lombok Tengah, supaya ada keseimbangan dengan adanya pembangunan Sirkuit Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Selain itu, lanjut dia, kereta gantung ini bisa menjadi magnet peningkatan kunjungan di Lombok Tengah pada khususnya, sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Ini bisa menjadi penggerak ekonomi masyarakat," katanya.